KRICOM - Presiden Palestina Mahmoud Abbas kembali melontarkan kecaman keras terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Menurutnya, sikap yang ditunjukkan Trump telah membuat AS menganulir dirinya sendiri sebagai mediator proses perdamaian di kawasan Timur Tengah.
Hal tersebut diungkapkan Abbas saat berkunjung ke Paris untuk bertemu dengan Presiden Perancis, Emmanuel Macron. Dalam pertemuan tersebut, dirinya juga menetapkan sikap tidak akan lagi mengindahkan semua kebijakan yang dibuat AS.
"Amerika Serikat tak lagi bisa menjadi mediator dalam proses pembicaraan damai. Kami tidak akan menerima rencana apapun yang menguntungkan Amerika Serikat," ujar Abbas dalam sebuah acara jumpa pers bersama Macron, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/12/2017).
Di kesempatan yang sama, Abbas juga mengkritik ancaman yang dilontarkan Trump, menjelang diadakannya pertemuan darurat Majelis Umum PBB di New York, AS pada Kamis waktu setempat. Sesaat setelah memveto draf resolusi Yerusalem di Dewan Keamanan PBB, Trump mengancam akan menghentikan bantuan keuangan kepada negara-negara yang menolak pernyataannya terkait status Yerusalem.
Presiden Perancis Emmanuel Macron juga mengungkapkan dirinya akan terus mendukung terjalinnya sebuah kesepakatan antara Israel dan Palestina. Namun Macron menjelaskan kesepakatan ini harus melalui sebuah pembicaraan damai.
"Bersama Presiden Mahmoud Abbas, saya ingin menegaskan keinginan kami untuk mewujudkan sebuah perdamaian abadi antara Palestina dan Israel," ujar Macron di akun Twitter pribadinya, @EmmanuelMacron.
Sebelumnya, lebih dari 120 negara sepakat untuk mendukung status quo Kota Yerusalem dan mengesampingkan pernyataan Trump beberapa waktu lalu. Menurut laporan, sebanyak 128 negara setuju untuk mendukung resolusi DK PBB yang menyatakan Yerusalem berada di bawah administrasi Yordania.
Adapun beberapa negara yang mendukung status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, selain AS dan Israel adalah Togo, Micronesia, Nauru, Palau, Kepulauan Marshall, Guatemala, dan Honduras.