KRICOM - Rapat gabungan antara Komisi III DPR dengan pimpinan KPK, kepolisian, kejaksaan, kemenkumham tidak melulu berisi dengan keseriusan. Candaan sempat terlontar pada rapat yang diselenggarakan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (16/10/2017) siang ini.
Salah satunya ketika Jaksa Agung, M Prasetyo melontarkan candaan tentang cerita jembatan surga dan neraka dengan makna tersirat yang ia sampaikan saat hendak mengakhiri pembicaraannya dalam rapat gabungan tersebut.
"Jadi untuk mencairkan suasana saja. Biar suasananya tidak tegang. Tentang megaproyek, konon katanya hendak dibangun jembatan dari surga dan neraka agar para penghuni bisa saling berkomunikasi," ujar Prasetyo dalam rapat.
Dia bercerita, sebagian jembatan tersebut dibangun oleh para penghuni surga dan para penghuni neraka.
Enam bulan berlalu sejak kesepakatan membangun jembatan, namun hanya jembatan yang dibangun penghuni neraka yang hampir rampung menyelesaikan tugasnya.
Sedangkan jembatan yang dibangun oleh para penguni surga tidak kunjung dimulai pekerjaannya. Hal itu yang kemudian menyulut amarah dan tanda tanya para penghuni neraka.
"Akhirnya penghuni neraka marah. Disitu diketahui penghuni neraka banyak berasal dari jaksa. Lalu dia teriak-teriak kepada penghuni surga. 'Hei, kenapa jembatan surga tidak jadi'," ucap Prasetyo.
Kemudian, lanjutnya bercerita, para penghuni surga mengaku jika tidak memiliki kemampuan guna membangun jembatan penghubung tersebut.
"Penghuni surga yang diketahui dari KPK menjawab. 'Bagaimana kami mau selesaikan kalau pimpronya (pimpinan proyek) saja pada disana'," celoteh Prasetyo yang kemudian diiringi tawa para peserta rapat gabungan.
Adapun cerita Prasetyo tersebut disampaikannya saat rapat evaluasi penanganan tindak pidana korupsi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah kinerja KPK selama 15 tahun terbentuk dalam menangani tindak pidana korupsi.