Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh seribu
Tanah air jaya sakti
MUNGKIN ADA yang berkaca-kaca atau minimal tersentuh hatinya saat mendengar alunan penggalan syair lagu 'Gugur Bunga' gubahan Ismail Marzuki ini. Begitu dalam, syahdu, dan menggetarkan.
Bangsa kita, Indonesia, lahir dari buah pemikiran dan perjuangan beribu pahlawan yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran, waktu, bahkan nyawanya demi tegaknya kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Salam takzim buat mereka, para ksatria dan kusuma bangsa yang gugur di haribaan pertiwi. Pembela bangsa yang sejati.
Apa pun sebutan mereka, pahlawan revolusi, pahlawan kemerdekaan, pahlawan nasional, dan sebagainya, itu adalah penanda yang menyiratkan betapa 'kafah'-nya darma bakti mereka untuk negeri ini.
Selain para pejuang bangsa di era kolonialisme itu, yang terhormat guru-guru dan orangtua kita, sejatinya adalah pahlawan tanpa gelar eksplisit yang tersemat di pundak mereka. Dari merekalah kita semua belajar menjadi manusia yang tahu diri dan bersungguh-sungguh menjaga 'kemesraan' silaturahmi sehingga mampu memilah dan memilih mana yang haq dan mana yang batil.
Apakah kita tega mencoreng cita-cita mulia itu, tentu tidak. Terlalu mahal harga yang harus dibayar jika penerus bangsa ini terus memperlihatkan kebodohan dan kekonyolan yang merusak tatanan. Belum lagi, apa kata para pahlawan di akhirat sana, kalau melihat buah perjuangan mereka diacak-acak oleh anak bangsa sendiri.
Meski dengan harap-harap cemas, rakyat meminta segenap tokoh dan pemimpin Indonesia tetap istiqomah meneruskan cita-cita luhur para patriot bangsa. Pemimpin yang bisa membawa seluruh penghuni negeri pada kehidupan berbangsa yang penuh rahmat.
Jangan lagi kalian pertontonkan kepongahan dan kerakusan yang membabi buta dengan sibuk bertikai dan saling sikut. Hentikan mencuri uang rakyat dan mengumbar nafsu rendah lainnya dengan dalih apa pun. Jangan pernah tega membuat rakyat gigit jari karena kecewa harapannya musnah melihat tingkah polah pemimpin bangsa yang tak sepatutnya.
Syarat yang tak terlalu rumit dan berat sebenarnya. Rakyat hanya ingin menikmati hidup di tanah merdeka ini dengan saling menghargai tanpa curiga dan was-was. Kira-kira begitu. Boleh, kan?
Dan, kita semualah yang bertanggung jawab mempersiapkan para pahlawan masa depan untuk menjawab lantunan bait terakhir lagu 'Gugur Bunga' ini.
Siapakah kini pelipur lara
Nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
Pembela bangsa sejati