KRICOM - Polri menandatangani nota kesepahaman dengan DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (14/2/2018). Dalam nota kesepahaman itu, dibahas perihal peningkatan jumlah pengamanan kompleks DPR.
"Kami melakukan penandatanganan antara Polri dengan Pimpinan DPR RI berkaitan dengan pengamanan lingkungan parlemen ini," kata Kapolri, Jenderal Muhammad Tito Karnavian usai menandatangani MoU dengan DPR.
Menurutnya, DPR merupakan simbol negara karena sebagai tempat berkantornya para wakil rakyat. Terlebih, parlemen adalah salah satu pilar demokrasi.
"Legislatif sebagai salah satu pilar demokrasi pusatnya ada di sini untuk legislatif nasional. Untuk itu kami melakukan evaluasi bersama-sama dengan para pimpinan DPR RI agar dibuat lebih tertib dan lebih aman," ujarnya.
Pada dasarnya, kata Tito, polisi tidak ingin terjadi peristiwa ledakan bom pada 2003. Ketika itu, DPR diancam dengan ledakan bom oleh teroris.
Hal itulah yang dinilainya wajar jika DPR mendapat penambahan pengamanan dari kepolisian. Karena negara seperti Amerika Serikat, dedung DPR-nya mendapatkan pengamanan ketat.
"Kita belajar dari negara-negara di Amerika yang merupakan negara demokrasi, itu juga ada kepolisan sendiri yang namanya polisi parlemen di gedung capitol yang mengamankan gedung dan lingkungannya. Saya sendiri juga pernah beberapa bulan lalu ke Amerika, untuk masuk kesana juga sangat ketat. Saya harus meninggalkan ID," jelasnya.
Di sela acara penandatanganan MoU, Tito menyarankan DPR untuk membuat alun-alun demokrasi seperti di Monas dengan nama Taman Pandang. Di situ, para demonstran leluasa melayangkan aspirasinya ke presiden. Karena letak Taman Pandang itu, berseberangan jalan dengan Istana Presiden.
"Sejak saya menjadi Kapolda Metro, sudah saya usulkan supaya dibuat tempat khusus untuk demo namanya alun-alun demokrasi yang bisa menampung 10-20 ribu orang. Sehingga kalau ada demo tidak di depan (gedung DPR) seperti sekarang, dijalan. Begitu ada demo 1.000 orang saja sudah buat macet dan menganggu masyarakat lain," tandasnya.
