KRICOM - Mayoritas suku di Indonesia ternyata tak setuju dengan keberadaan kaum Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender (LGBT) tinggal bersama mereka. Tercatat, suku Minang merupakan kelompok yang paling keras menentang keberadaan kelainan seksual ini.
Hal itu terungkap dari Survei Saiful Mujani Reserach and Consulting (SMRC) pada Maret 2016/2017 lalu. Dari situ diketahui bahwa 66,7 persen suku Minang tak ingin ada kaum LGBT di keluarganya.
"Sementara, hanya 33,3 persen saja yang setuju," kata Direktur Media SMRC Ade Armando di Kantor SMRC, Jalan Cisadane, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/1/2018).
Selain suku Minang, orang Betawi juga tidak setuju dengan keberadaan LGBT. Setidaknya ada 64,7 persen yang tak ingin tinggal bersama orang berkelainan seksual.
"Untuk suku Jawa yang menyatakan tak setuju adalah 55,4 persen dan 44,6 persen hidup berkeluarga dengan LGBT," ujarnya.
Selanjutnya, orang Batak juga termasuk kelompok yang tak suka dengan kaum LGBT. Tercatat 53,8 persen di antara mereka tak setuju ada kaum LGBT di rumahnya.
"Hanya 35,3 persen saja yang mengatakan setuju," papar dia.
Begitupun dari segi agama, sebanyak 54,1 persen umat Muslim tak mau jika harus hidup bersama LGBT. Sementara, hanya 44,9 persen saja yang setuju.
Lembaga Riset Saiful Mujani Riset and Consulting (SMRC) membeberkan hasil survei rilisnya soal sudut pandang masyarakat Indonesia terkait keberadaan kaum LGBT. Survei ini digelar menindaklanjuti panasnya fenomena penyimpangan seksual ini.
Survei yang melibatkan seluruh warga Indonesia ini memilih sampel secara Multistatge Random Sampling dengan margin of error rata-rata masing survei mencapai +3,1-3,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.