KRICOM - Sebanyak 21 tersangka kini meringkuk di tahanan lantaran melakukan tawuran berjilid-jilid di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.
Ke-21 pelaku itu berasal dari beberapa geng di Jakarta dan sekitarnya antara lain dari geng Gang Laler Family (GLF), geng Depok, geng Anak Galur dan geng Tangerang.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Roma Hutajulu menjelaskan, kasus ini berawal dari tawuran yang melibatkan geng GLF dibantu geng Depok dengan geng Anak Galur pada 28 Januari 2018 dinihari.
"Kejadian itu mengakibatkan salah satu kelompok Depok yakni Addison Ghiza Aristito mengalami luka di bagian punggung akibar sabetan celurit," ujar Roma saat jumpa pers di Mapolres Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2018).
Lantaran tak terima anggotanya menjadi korban, geng GLF dan geng Depok meminta bantuan kepada geng Tangerang untuk melakukan aksi balasan kepada Anak Galur.
Akhirnya pada Jumat, (2/2 2018) malam, gengster itu berkumpul di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat untuk melakukan serangan balasan.
Namun, lantaran melihat ada petugas kepolisian yang sedang berpatroli, para anggota geng lari tunggang langgang.
"Di sana kami amankan satu orang dari geng Tangerang. Setelah digeledah, ditemukan empat celurit dan satu arit yang disimpan di dalam tas," jelas Roma.
Sementara itu, anggota geng yang berhasil kabur itu tidak langsung balik kanan. Mereka tetap melakukan serangan ke geng Anak Galur pada Sabtu (3/2/2018) dinihari.
"Mereka mendatangi kelompok Galur sambil mengegas-ngegas suara knalpot motor," ungkapnya.
Merasa tak terima, jelas Roma, kelompok Anak Galur pun langsung keluar dari kandangnya dengan membawa berbagai senjata tajam.
Akibatnya, dua orang tewas akibat terkena senjata tajam. Keduanya berasal dari geng GLF yakni Gian Haryanto dan Riki Fajar dari kelompok Anak Galur. "Dari 21 orang itu, 13 diantaranya masih berusia di bawah 17 tahun," pungkasnya.