KRICOM - Kehadiran Garda 212 semakin memperkuat anggapan bahwa kelompok itu menggunakan agama untuk kepentingan politik. Bahkan, mereka dicurigai jadi alat pemanfaatan partai politik.
Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia Petrus Salestinus mengatakan, partai politik menunggangi kelompok 212 untuk kepentingan Pilkada dan Pemilu.
"Di sinilah (Garda 212) kelihatan politik transaksionalnya begitu. Bahwa, minta kerjas ama tapi kadernya minta diusung," kata Petrus kepada Kricom di Jakarta, Kamis (18/1/2018).
Petrus melanjutkan, tiga partai Gerindra, PKS dan PAN juga semakin terlihat ikut 'berperan' dalam hadirnya kelompok politik berjubah agama ini.
"Kelompok politik yang selama ini dicurigai masyarakat di balik 212 itu semakin terbukti," kata dia.
Kendati demikian, Petrus yakin, gerakan 212 dan alumninya ini akan semakin ditinggalkan masyarakat.
"Karena gerakan mereka kan semakin mengecil. Yang datang paling 50 sampai 100 orang," katanya seraya tersenyum.
"Orang (loyalis 212) sudah tak percaya lagi karena merasa jadi alat saja," pungkasnya.