KRICOM - Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta para anggotanya untuk menembak mati para bandar narkoba yang melawan saat akan ditangkap. Hal ini semata-mata untuk menekan angka peredaran narkotika.
Namun, Koordinator Indonesia Narcotic Watch (INW) Josmar Naibaho menilai, upaya ini belum mampu membuat para bandar narkoba kapok.
"Sampai saat ini belum ada risetnya. Hukuman mati pun tak berbanding lurus dengan jumlah pelaku. Bayangkan saja sudah ada yang dieksekusi, makin tambah aja kan," kata Josmar kepada Kricom di Jakarta, Senin (12/1/2018).
Josmar menduga, para pengedar narkoba sudah 'mewakafkan dirinya'.
"Keuntungan yang besar membuat mereka tak takut jika harus mati," ucapnya.
Sementara itu, aktivis INW lainnya, Budi Tanjung menilai, selama ini upaya hukuman tegas terhadap bandar narkoba berupa tembak mati selalu ditentang para aktivis HAM .
"Jadi apa-apa selalu HAM. Mereka tak berpikir kalau narkoba itu bisa merusak keluarga mereka sendiri," imbuhnya.
Selain itu, Budi menyarankan agar proses hukuman mati yang sekarang terkesan berlarut-larut bisa segera dilakukan.
"Justru kalau mereka diberikan ruang, mereka akan terus mengedarkan narkoba itu. Karena, yang ada dipikiran para bandar itu, selama mereka masih hidup, bisnis narkoba harus dilakukan," papar Budi.
"Makanya, kalau bisa, setelah proses hukum inkracht, harus segera dieksekusi saja," tambahnya.