KRICOM - Wakil Ketua Umum DPP Partai Hanura kubu Daryatmo-Sudding, Sudewo menanggapi tuduhan Ketua DPP Partai Hanura kubu Oesman Sapta Oedang (OSO) Benny Ramdhani yang menyebut Hanura kubu Daryatmo-Sudding telah melakukan lima kebohongan.
Sudewo pertama-tama menepis tuduhan yang mengatakan bahwa Hanura kubu Sudding telah melakukan penggelapan. Menurutnya, Hanura kubu OSO seharusnya bisa membuktikan tudingan tersebut.
"Kalau tidak ada data itu namanya fitnah. Kalau kami punya data, bahkan kami tidak hanya memproduksi info ini kepada masyarakat tapi kami mempertanggungjawabkannya secara hukum," ucap Sudewo di Hotel Sultan, Gatot Subroto, Jakarta Pusat Minggu (21/01/2018)
Kemudian klaim Kubu OSO yang menyebut adanya perpecahan di Partai Hanura sehingga membuat elektabilitas partai menurun. Menurutnya sebelum kasus ini pun elektabilitas Hanura tidak ada peningkatan.
"Buktikan lembaga mana yang menunjukkan hasil survei Hanura tinggi. Jangan ada istilah muka buruk kaca dibelah. Jadi itu harus ilmiah berpikirnya," ucap Sudewo.
Sudewo melanjutkan soal posisi 17 DPD yang dianggap kubu OSO telah mendukung OSO, bukan Sudding. Bagi Sudewo pihaknya tidak mau berdebat dengan kubu OSO karena Munaslub Bambu Apus pada Kamis(18/01/2018) kemarin tidak mungkin berjalan kalau tidak memenuhi dua pertiga peserta rapat pleno.
"Munaslub ini (Bambu Apus) tidak mungkin berjalan kalau tidak memenuhi persyaratan itu. Itu sudah clear, kalo dia mau mengklaim mungkin DPD RI, bukan DPD Hanura," ucap Sudewo.
Bagi Sudewo tudingan bahwa kubu Sudding melakukan kebohongan publik merupakan tudingan yang berbalik karena justru kubu OSO yang melaukan kebohongan.
"Oh, ya jelas dong (mereke bohong). Wong mereka asal ngomong, kok," tutup Sudewo.
Sebelumnya pada Jumat (19/01/2018) Ketua DPP Partai Hanura kubu OSO menuding Hanura kubu Sarifuddin Sudding melontarkan lima kebohongan. Kebohongan itulah yang menjadi legalitas bagi kubu Sudding berpisah dari kubu OSO.