KRICOM - Kursi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang hingga saat ini masih diduduki oleh pelaksana tugas membuat Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah merasa resah. Apalagi Partai Golkar sampai saat ini belum menunjuk kadernya untuk menggantikan Setya Novanto yang lengser Desember 2017 silam akibat tersandung kasus megakorupsi e-KTP.
Fahri juga menjelaskan, parlemen hingga hari ini belum menerima surat pergantian dari Golkar terkait pergantian Ketua DPR.
"Surat belum masuk sampai pagi ini dan tentu," ujar Fahri saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (9/1/2018).
Namun meski belum menerima surat, pimpinan DPR bakal menggelar rapat internal setelah pelaksanaan Rapat Paripurna pembukaan masa sidang Januari 2018 ini, Selasa ini.
Dalam rapat pimpinan, kata Fahri, akan disampaikan soal urgensi tokoh yang ditempatkan sebagai Ketua DPR.
"Kami tetap akan rapat pimpinan (Rapim) nanti siang sehabis rapat paripurna untuk menyampaikan kembali pesan bahwa memang sebaiknya Ketua DPR itu enggak boleh terlalu lama di pelaksana tugas (Plt)," lanjutnya.
Menurut dia, Ketua DPR merupakan posisi yang strategis. Banyak hal akan dibicarakan dengan Ketua DPR. Sayangnya kursi Ketua DPR hingga kini masih lowong.
"Karena akan banyak sekali hal-hal yang harus disepakati dan dibahas dengan komposisi kepemimpinan tentunya dipimpin oleh Ketua DPR yang baru. Jadi kami ajukan rapim untuk itu," pungkasnya.