KRICOM - Video asusila antara anak dan wanita dewasa di Bandung turut menjadi perhatian serius bagi Komnas Perlindungan Anak Indonesai (KPAI). Menurut Sekjen KPAI, Danang Sasongko, ada beberapa hal yang memicu terjadinya hubungan di luar nalar seperti yang terekam dalam video yang beredar.
Ibarat sebuah pepatah, 'tidak ada asap kalau tidak ada api', ada beberapa hal yang menjadi catatan KPAI.
"Faktor pertama, adanya pengawasan dan perhatian orang tua untuk si anak. Kemudian, anak kurang dibekali sama pendidikan moral dan agama, baik dari orang tuanya sendiri serta pendidikan," ujar Danang Sasongko saat dihubungi, Senin (8/1/2018).
Jika anak-anak sudah terbekali dengan hal itu, maka video asusila yang sempat viral itu tak terjadi. Anak dapat menolak bujuk rayu dari pelaku untuk menggarap video asusila tersebut.
Selain beberapa penyebab tersebut, video porno ini juga dipicu oleh tuntutan ekonomi yang sulit. Hal itu tercermin dalam keterlibatan orangtua korban yang diduga membiarkan sang anak menjadi 'aktor' video tersebut.
"Yang terakhir karena beban ekonomi, adanya tuntutan ekonomi si orang tua. Ditambah lagi, disebabkan gaya hidup berlebihan. Karena kan ditransfer dana dari pihak luar dan anak dikompensasi dengan uang," tandasnya.
Saat ini, pihak kepolisian telah meringkus enam pelaku. Mereka adalah F yang berperan sebagai sutradara, SM berperan sebagai perekrut, APR dan IM yang berperan sebagai bintang video porno, serta SS dan HE yang merupakan ibu kandung dua bocah.
"Para pelaku membuat video ini di dua lokasi hotel, yaitu hotel berinisial I dan M yang berada di wilayah Kota Bandung," ucap Kapolda Jabar, Irjen Agung Budi Maryoto, Senin (8/1/2018).