KRICOM - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) resmi mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus dalam perhelatan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara.
Pengamat Komunikasi Politik, Emrus Sihombing menilai pasangan tersebut berpeluang besar memenangi ajang Pilgub Sumut. Hal itu terlihat ketika Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mampu membaca peluang perkawinan dua budaya.
"Sehingga pasangan Djarot dan Sihar ini, menurut saya sangat klop dan bisa diterima masyarakat Sumut," ujar Emrus saat dihubungi Kricom.id, Selasa (9/1/2018).
Terlebih, ujar Emrus, populasi masyarakat Jawa dan Tapanuli sangat besar di Sumatera Utara. Apabila keduanya digabungkan, maka lebih dari sebagian populasi Sumut didominasi dua suku tersebut.
"Berdasarkan data yang saya peroleh, dari aspek jumlah penduduk di Sumut, suku berlatar belakang Jawa mencapai 35 persen. Sedangkan Tapanuli bisa mencapai 30 persen," ujar Emrus.
"Dengan kata lain, dari sudut homogenitas, Paslon Djarot-Sihar, dengan pemilih di Sumut, bisa mencapai sekitar 65-75 persen. Jika dilihat dari sebaran budaya," tambahnya.
Menurutnya, angka tersebut menjadi modal penting bagi pasangan Djarot-Sihar berlaga dalam Pilkada Sumut 2018.
Karena bagaimana pun juga, perilaku politik tidak bisa dilepaskan dari sudut homogenitas dari pemilih dengan paslon. Dia menegaskan bahwa penilaian tersebut bukanlah menyangkut masalah SARA.
"Ini bukan persoalan SARA. Karena SARA yang salah dalam konteks kampanye adalah dari sisi negatif. Sedangkan homogenitas dari sudut yang positif karena kebiasaannya itu orang memilih karena karena memiliki kedekatan homogenitas atau kesamaan budaya," jelasnya.
Di luar latar belakang budaya itu, Emrus menilai sosok Djarot juga memiliki elektabilitas yang cukup tinggi. Mantan Wali Kota Blitar ini dikenal sebagai sosok yang pluralis dan merangkul semua kalangan.
"Saya pikir Sumut sangat terkenal sebagai daerah yang sangat pluralis. Sehingga tidak terlalu sulit bagi warga Sumut untuk menerima Djarot sebagai Cagub," pungkasnya.