KRICOM - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso (Buwas) berani mengklaim bahwa Lapas sudah menjadi tempat 'aman dan nyaman' untuk para bandar dalam mengedarkan narkoba di tanah air.
Dia mengatakan, hal ini menjadi bukti para pelaku peredaran narkotika tidak pernah jera, meski sudah di dalam tahanan.
Hal ini berdasarkan penangkapan Abdullah bin alm Zakaria alias Dullah (35) yang mengendalikan empat kurir asal Aceh yang dipasok dari Penang, Malaysia menuju Aceh dengan menggunakan kapal nelayan pada Sabtu (4/11/2017) .
Saat ini, Dullah diketahui tengah berada di tahan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas III A Narkotika, Kota Langsa, Nangroe Aceh Darussalam (NAD).
"Ini membuktikan kesekian kalinya pelaku narkoba ini tidak pernah jera tidak pernah henti walaupun ada di dalam tahanan," ucap Budi di Kantor BNN Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Kamis, (9/11/2017).
Budi meengungkapkan, 50 persen peredaran narkotika di Indonesia ternyata dikendalikan oleh narapidana yang berada di balik lapas.
"Sebenarnya sudah terbuka, jadi di lapas itu seharusnya tahu cara mereka berkomunikasi. Mereka para oknum di lapas memungut biaya tapi ini bukan wilayah Polri dan BNN, tapi Menkumham dan Dirjen Lapas. Jadi luar biasa karena memang kita belum konsen untuk penanganan buat mereka, ini bukti bahwa lapas masih dijadikan tempat untuk peredaran jaringan mereka," tutur Budi yang mengenakan kemeja putih ini.
Budi juga menilai, para oknum lapas yang telah membantu para narapidana sudah berkhianat terhadap institusi mereka.
"Seharusnya diberi hukuman yang lebih berat dibanding para pelaku. Pengkhianat harusnya dihukum cincang bukan dihukum mati lagi," katanya.
Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri itu menyebut Dullah yang mengendalikan narkoba dari dalam lapas itu sebelumnya sudah dijatuhi vonis mati, namun Dia kemudian melarikan diri dari rumah tahanan BNN dan kembali ditangkap di Kuala Lumpur, Malaysia.