KRICOM - Sejumlah warga distrik Kimbely mengaku bersyukur setelah berhasil dibebaskan pasukan gabungan TNI-Polri dari tawanan kelompok separatis bersenjata di Tembagapura, Timika, Papua. Sebab, sejumlah ancaman kekerasan menimpa mereka selama selama ditawan.
Para tawanan yang sebagian besar pendulang emas ini bahkan tak jarang mendapatan ancaman kekerasan, perampokan hingga diperkosa.
Salah satu warga pria berinisial TN mengaku diancam dimutilasi oleh para anggota Organisasi Papua Merdeka ini.
"Saya diancam dikasih lihat foto. Foto anggota Brimob mungkin. 'kamu kenal ini'. Kalau saya bilang kenal, dimutilasi," kata TN di Posko Penyelamatan, Tembagapura, Papua, Minggu (19/11/2017).
Tak jauh berbeda dengan TN, AG yang merupakan seorang wanita ini bahkan sering dipukul dan ditelanjangi oleh para penyanderanya yang terkenal brutal ini.
"Saya sampai teriak, menangis. Dia pukuli saya. Sudah itu, dia tutup muka saya, saya gigit. Dia tak sempat memegang baju karena saya melawan toh," katanya dengan logat khas Indonesia Timur yang kental.
"Bahkan, celanaku sampai keluar ak sampai sobek baju. Lebih baik saya melawan daripada diperkosa," kata warga desa Banti yang berprofesi sebagai pedagang ini.
Warga desa Banti lainnya, HN mengaku, dirinya pernah disekap oleh para separatis OPM di dalam rumah bersama sejumlah wanita lainnya.
"Saat itu kami cuma bertiga. Mereka di depan rumah, kami masih disergap di dalam rumah," tutur dia.
Wanita yang berprofesi sebagai pedagang ini menyebut, para lelaki warga desanya diminta untuk segera keluar.
"Sepertinya mereka mau memperkosa, makanya laki-laki disuruh keluar," ujarnya lirih sambil menangis.