KRICOM - Kerja sama antara Kepolisian dan TNI untuk membebaskan ribuan sandera di Desa Kimbely, Papua ternyata berbuah manis. Terbukti, sebanyak 322 orang dewasa dan 23 anak-anak dibebaskan dari tangan kelompok separatis.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut kalau keberhasilan pembebasan sandera tersebut lantaran pihaknya sangat bergerak secara hati-hati. Ditambah, anak buahnya dan Polri bekerja sesuai fungsi dan tugasnya masing-masing.
"Keberhasilan itu merupakan hasil dari operasi yang dilaksanakan secara senyap dan teliti. Kepolisian menyiagakan dan mengamankan warga sekitar, TNI bergerak dengan senyap," kata Gatot dalam keterangan resminya kepada Kricom.id, Minggu (19/11/2017).
Dalam operasi senyap tersebut, pasukan gabungan dari Kopassus, Batalion 751 Raider dan Taipur Kostrad melakukan pergerakan sejauh 4,5 kilometer selama tiga sampai empat hari. Mereka kemudian melakukan serangan di dua tempat markas KKB.
“Setelah pasukan gabungan TNI dan Polri berhasil menguasai lokasi yang dikuasai KKB, saya perintahkan agar mengutamakan keselamatan sandera. Sebelum evakuasi, saya perintahkan agar kiri-kanan jalan harus aman,” tutur Gatot.
Kini, sandera yang merupakan warga asli tetap bertahan di kampungnya dengan mendapat penjagaan dari TNI dan Polri. Sedangkan yang bukan berasal dari kampung tersebut telah diungsikan ke tempat aman.
"Soal KKB yang melarikan diri sedang dalam pengejaran, tapi fokus saya yang penting adalah sandera harus selamat," tandasnya.
Sebab yang terpenting baginya adalah keselamatan bangsa Indonesia. Sebab itu, segenap rakyat dan seluruh tumpah darah harus dijamin keselamatannya, sehingga tidak boleh ada sejengkal tanah NKRI yang tidak aman bagi warga.