KRICOM - Amerika Serikat (AS) kembali mewaspadai Rusia menjelang digelarnya Pemilihan Umum Anggota Kongres 2018. Menurut badan intelijen AS, Rusia diduga telah mempersiapkan sebuah serangan melalui media sosial untuk menyebarkan propaganda dan laporan-laporan yang menyesatkan.
Direktur Badan Intelijen Nasional AS, Dan Coats memaparkan hal tersebut di depan komite kongres, Selasa (13/2/2018) waktu setempat. Menurutnya, Rusia akan menyerang pemilu AS dan Eropa mulai tahun ini. Coats menambahkan, hal serupa juga pernah dilakukan Rusia dua tahun lalu.
"Sejujurnya, AS saat ini tengah diserang," ujar Coats saat memberikan keterangan di Komite Senat Intelijen, seperti dikutip dari Reuters.
Coats lebih lanjut mengatakan, mata-mata AS juga menyimpulkan, sejak setahun lalu Rusia telah menebar propaganda dan mengganggu jalannya pemilu untuk membantu Partai Republikan. Meskipun begitu, Presiden Rusia Vladimir Putin menepis tudingan tersebut dan Presiden AS Donald Trump mendukung pernyataan Putin.
"Seharusnya tidak ada keraguan bahwa Rusia telah sukses melakukannya (mengganggu Pilpres AS) dan sekarang Pemilu Anggota Kongres 2018 telah menjadi target potensial bagi operasi Rusia," sambung Coats.
Selain itu, Coats juga mewanti-wanti bahwa Rusia akan terus mengganggu dengan melancarkan operasi-operasi serangan siber yang akan memanfaatkan pemilu sebagai kesempatan untuk merusak demokrasi AS serta mengganggu hubungan Negeri Paman Sam dengan para sekutunya di Eropa.
"Minimal Rusia akan terus menggunakan propaganda, media sosial, juru bicara-juru bicara simpatis dan sosok-sosok penipu, serta cara-cara lain untuk mempengaruhi kondisi politik dan sosial di AS," pungkasnya.
Rusia hingga saat ini masih terus menjadi kambing hitam atas kekalahan Hillary Clinton dalam Pilpres AS yang digelar 2016 lalu. Menurut kubu Partai Demokrat, Rusia turut mengintervensi hasil penghitungan suara dengan meretas jaringan internet, serta menyebar sejumlah propaganda di AS.
Tudingan tersebut kembali diucapkan oleh Presiden AS ke-43 George W. Bush. Beberapa waktu lalu, anak dari Presiden AS ke-41 George H. W. Bush ini mengatakan bahwa dirinya memiliki sejumlah bukti keterlibatan Rusia dalam kemenangan Donald Trump di Pemilihan Presiden.