KRICOM - Polisi baru saja menggagalkan pengiriman 239 kilogram sabu dan 30 ribu butir ekstasi daru Malaysia ke Indonesia. Pengiriman dari negeri Jiran itu disinyalir bukan yang pertama terjadi.
Koordinator Indonesia Narcotic Watch (INW), Josmar Naibaho menduga, ada upaya dari negeri Jiran itu untuk melemahkan Indonesia melalui penyaluran narkoba dalam jumlah besar.
Hal itu sangat mungkin terjadi mengingat persaingan di sejumlah bidang, baik ekonomi, pendidikan, hingga olahraga antarnegara serumpun itu.
''Kalau kita baca analisis intelijen, ada perang asimetris. Kalau mau menguasai negara sepuluh tahun lagi, hancurin dulu generasi mudanya dari sekarang," kata Josmar kepada Kricom di Jakarta, Senin (12/2/2018).
Josmar melanjutkan, narkoba adalah salah satu cara yang paling efektif untuk menghancurkan generasi muda.
"Upaya itu bukan tak mungkin dilakukan kalau melihat sejarah konfrontasi Indonesia-Malaysia," papar Josmar.
Karena negara yang paling mungkin bersaing dengan Indonesia adalah Malaysia. "Tak mungkin Singapura karena negara itu terlalu kecil," ungkapnya.
Josmar pun mencontohkan beberapa modus pengiriman narkoba ke Indonesia yang selalu transit ke Malaysia. Jarang sekali dikirim langsung dari China ke Indonesia, selalu ke Malaysia dulu. Hal inilah yang perlu diantisipasi oleh pemerintah Indonesia.
"Saya yakin ke depan ini akan selaku bertambah. Seperti masuk lewat Selat Malaka, nanti titik lemah kita di mana. Bisa saja dari Papua atau Ambon. Jadi dari selat yang jaraknya dekat," tutup Josmar.
Yang teranyar, Tim gabungan Satgas Khusus Bareskrim Polri dan Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya berhasil menggagalkan penyelundupan 239 kg sabu dan 30 ribu ekstasi. Barang haram tersebut diselundupkan di dalam mesin cuci.
Para tersangka ini merupakan satu kelompok dengan jaringan yang pernah mengirimkan 2 kg sabu dan diungkap Polres Metro Jakarta Utara pada 2 Januari 2018 lalu. Dari para tersangka, polisi juga saat itu menyita uang Rp 2,7 miliar, 2 unit mobil, dan 8 buah mesin cuci.