KRICOM - Isu penyelundupan ribuan senjata ilegal yang disampaikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo beberapa waktu lalu dinilai sebagai manuver politik. Tujuannya agar bisa ikut bertarung dalam Pilpres 2019.
Pengamat Militer Connie Bakrie kecewa mendengar pernyataan Gatot tersebut. Baginya, jenderal bintang empat ini sudah melanggar sumpah prajurit.
"Itu yang saya bilang bahaya sekali seorang panglima TNI itu melanggar sumpah prajuritnya sendiri, memegang rahasia negara sekeras-kerasnya," kata Connie dalam sebuah diskusi di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (7/10/2017).
Menurut Connie, pernyataan Gatot soal 5000 senjata telah melanggar sumpah prajurit yang harus diembannya hingga purna tugas. Pasalnya, rahasia akurat (A1) hanya boleh diketahui Presiden dalam konteks keamanan negara.
"Oh itu pelangaran sumpah prajurit pasal 5. Rahasia A1 untuk seorang Panglima TNI itu hanya presiden yang boleh tahu, Apa pun yang terjadi," ujarnya.
Kendati pensiunnya tinggal enam bulan lagu, Connie berharap sang jenderal tetap menjaga sumpah tersebut. Apalagi bunyi sumpat itu di antaranya tidak berpolitik dan setia kepada NKRI.
"Sumpah itu berlaku sampai resign atau purnawirawan pun sumpah prajurit enggak pernah dicabut. Kemudian ada Sapta Marga," tambahnya.
Connie pun heran apabila ada beberapa pihak yang menilai Gatot Nurmantyo sedang tidak berpolitik. Baginya itu merupakan pendapat keliru.
"Kalau sampai dibilang enggak berpolitik itu agak bingung saya. Soalnya begini, tentara itu adalah manusia yang disempurnakan. Dan dia itu terikat dengan apa yang tidak diberikan kepada manusia sipil," pungkasnya.