KRIMINALITAS.COM, Probolinggo - Ada kebiasaan menarik dari perilaku warga di Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Mereka serentak meninggalkan pulau pada hari ke-27 menjelang Idul Fitri. Kebiasaan meninggalkan pulau ini sudah berlangsung turun-temurun.
Seperti yang berlangsung, hari Sabtu (02/07), warga menyeberang ke Pulau Jawa menuju pusat kota Probolinggo.
Sejak pagi hari, mereka meninggalkan pulau dengan menggunakan puluhan perahu penumpang. Perahu itu menuju dan bersandar di dermaga Pelabuhan Tanjung Tembaga Mayangan Kota Probolinggo. Warga menuju pusat kota untuk berbelanja kebutuhan Hari Raya Idul Fitri.
Kebiasaan berbelanja secara serentak menjelang lebaran bagi warga nelayan ini dikenal dengan tradisi Petolekoran. Nama tersebut diambil dari waktu pelaksanaannya yang dilakukan setiap tanggal 27 Ramadhan atau Petolekor dalam bahasa Madura.
Tradisi Petolekoran ini sudah ada sejak zaman dahulu dan sudah dilakukan secara turun-temurun. Ya selain untuk menemui kerabat, sekaligus belanja setelah 11 bulan lamanya tinggal di Pulau Gili, kata Supari (50) Warga pulau Gili, Sabtu (2/6).
Berbelanja besar-besaran warga pulau yang berpenduduk sekitar 9 ribu jiwa tersebut, berlangsung sejak pagi hingga malam hari. Hampir semua penduduk pulau yang dikenal dengan hamparan pasir putih itu, menuju sejumlah area pertokoan dan swalayan di pusat kota.
Ya ada pula yang sampai Isya baru pulang. Karena memang pada hari ini yang dinilai afdol untuk berbelanja, meski setiap hari banyak juga warga yang ke kota, tutur Miskari, warga Pulau Gili Ketapang lainnya.
Kegiatan belanja besar-besaran oleh warga kampung nelayan ini hanya terjadi setahun sekali pada hari ke-27 Ramadhan. Semua warga tidak terkecuali anak-anak pun meramaikan budaya unik ini. Jika sebelumnya hanya perahu ikan yang hilir-mudik di pelabuhan, namun di hari itu, pelabuhan berubah fungsi. Ratusan perahu bermuatan warga menjadi pemandangan menarik.