KRICOM - Psikolog sosial, Lisa Djapri menyoroti perilaku masyarakat yang kerap membully seseorang saat menjadi 'pemeran' dalam video seksual, khususnya yang ditujukan kepada kaum perempuan.
Seperti dalam dua buah video yang baru-baru ini beredar luas di media sosial. Pengguna internet di Indonesia lebih tertarik dengan sosok perempuan yang dikabarkan seorang mahasiswi universitas ternama di Jakarta dibandingkan sosok laki-lakinya yang ada dalam video.
Menurut Lisa, hal tersebut lantaran masyarakat Indonesia masih didominasi penghormatan terhadap laki-laki.
"Bagaimana pun, kita masih berada dalam budaya laki-laki di atas segalanya. Laki-laki cenderung mendominasi. Ketika terdapat video mesum pun yang akan jadi korban wanitanya," ujar Lisa saat dihubungi Kricom.id, Minggu (29/10/2017).
"Selain wanitanya jadi korban, wanita juga sering mengobjekan diri. Karena wanitanya juga tidak mendapat bimbingan yang tepat bagaimana sebenarnya harus bersikap," lanjutnya.
Untuk itu, Lisa mengimbau kepada para wanita untuk tidak terlalu polos. Menurutnya, perlu sikap perlawanan terutama dalam menolak ajakan yang berbau seksual.
"Jangan polos-polos amat. Saking polosnya jadi enggak ada pengetahuan di kepala mereka. Disuruh apapun pasrah. Padahal harusnya melawan saja," tegasnya.
Di sisi lain, ia meminta kepada para wanita yang sudah terlanjur menjadi korban penyebaran video seksual tak lantas terpuruk dan melakukan hal-hal negatif.
"Jadikan pelajaran untuk mengelola, dan berbesar hati bahwa 'saya memang salah dan khilaf'. Kedepannya memperbaiki diri ," tandasnya.