KRICOM - Pemerintah Hawaii memutuskan untuk mengaktifkan kembali sebuah sistem alarm khusus untuk menyiagakan warganya atas kemungkinan terjadinya perang. Hal tersebut menyusul hubungan Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) yang belakangan ini kian memburuk dan semakin memanas.
Sistem alarm tersebut, seperti dirilis LA Times terakhir kali diaktifkan saat AS dan Uni Soviet terlibat perang dingin. Saat itu, kedua negara juga berpotensi terlibat dalam sebuah perang nuklir. Setelah masa-masa mencekam tersebut berakhir, sirine khusus tersebut telah ditinggalkan. Namun kini, pemerintah Hawaii menyatakan akan kembali menyiagakan sistem alarm tersebut.
Tak hanya mengaktifkan sirine khusus, Pemerintah Hawaii juga merilis sebuah iklan layanan masyarakat. Melalui siaran televisi, pemerintah setempat meminta agar seluruh masyarakatnya untuk terus menjaga tingkat kewaspadaan apabila perang benar-benar terjadi.
"Masuk dan tetap bersembunyi di dalam rumah atau gedung," bunyi iklan tersebut, sembari memperingatkan kemungkinan dijatuhkannya bom di negara bagian AS dengan penduduk sebanyak 1,4 juta jiwa tersebut.
Nantinya, sirine tersebut akan kembali dibunyikan pada tanggal 1 Desember mendatang.
"Kita berbicara soal 50.000 hingga 120.000 korban luka-luka bakar dan 18.000 korban jiwa apabila bom benar-benar dijatuhkan oleh Korut," ujar Kepala Badan Darurat Hawaii, Vern Miyagi.
Seperti dikabarkan sebelumnya, konflik antara Amerika Serikat dan Korea Utara belakangan ini dikabarkan kian memanas. Militer Negeri Paman Sam baru-baru ini kembali menggelar latihan militer bersama Korea Selatan demi menangkal serangan-serangan rudal balistik yang akan dijatuhkan Korea Utara.
Korea Utara sendiri sampai saat ini dikabarkan masih menolak untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir. Bahkan menurut berita yang beredar, negara Marxis-nasionalis ekstrem tersebut telah mengembangkan sistem persenjataan terbaru dan tengah membangun kapal selam tempur bertenaga nuklir.