KRICOM - Pengamat Politik Ray Rangkuti tak setuju dengan agenda alumni 212 yang menggelar reuni akbar di Silang Monas, Jakarta Pusat untuk memperingati aksi super damai satu tahun silam.
Menurutnya, acara yang diprediksi akan dihadiri lebih dari satu juta orang itu bukan kegiatan keagamaan. Dia merasa ada misi terselubung yang dipersiapkan alumni 212 dalam acara tersebut.
"Saya setuju kalau Pemprov DKI Jakarta mengevaluasi izinnya. Karena setahu saya di Monas itu kan kegiatan keagamaan. Menurut saya ini jelas bukan kegiatan keagamaan," kata Ray kepada wartawan di Jakarta, Kamis (30/11/2017).
Baginya, acara reuni akbar tersebut merupakan agenda pemborosan. Sebab uang yang digelontorkan pasti jumlahnya tidak sedikit.
"Ada ada saja. Mubazir juga. Uang dan dana sedemikian besar keluar. Hanya untuk sekedar memelihara dendam," ungkap Direktur Lingkar Madani Indonesia ini.
Ray justru merasa miris dengan adanya sejumlah isu negatif yang belakangan ditujukkan kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Apalagi, berbagai isu itu akan dihembuskan saat kegiatan 212 mendatang.
"Kan orangnya (Ahok) dipenjara juga enggak macem-macem. Dikritik terus sama Anies-Sandi, dia juga enggak bisa jawab. Sebetulnya itu menyedihkan. Bilangnya kalau ada yang kritik Anies-Sandi, bilangnya 'Ahok nih'. Perlu diingatkan kelompok ini, lucu kalau ada reuni alumni aksi," tutur dia.
Dia justru berharap alumni 212 bisa mengajarkan massa untuk memaafkan kesalahan yang diperbuat Ahok. Bukan malah menggelar acara reuni akbar semacam ini.
"Sejak Ahok dipenjara, mestinya kita lupakan kasus itu. Dan sejak itu, kasih saya harus ditebarkan sebagai orang beragama. Ini buang-buang waktu dan uang untuk sesuatu yang tak jelas. Bagaimana mungkin agama dibangkitkan atas dasar kebencian," tutup Ray.