KRICOM - Status tersangka Setya Novato atau yang akrab disapa Setnov dalam kasus dugaan korupsi Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) bisa berdampak kepada jabatannya sebagai Ketua DPR dan internal Partai Golkar.
Bukan tidak mungkin, dia akan dicopot dari dua posisi tersebut dalam waktu dekat. Buktinya, desas-desus pengganti Setnov dari pucuk kepemimpinan Partai Golkar sudah mulai terdengar.
Dari sejumlah kandidat, nama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto disebut-sebut sebagai sosok yang paling pantas untuk menggantikan posisi Setnov. Dia mempunyai rekam jejak bersih, pintar dan ayahnya pun pernah menjadi menteri di era Presiden Soeharto.
Di tengah rumor seperti itu, Airlangga tiba-tiba dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Istana siang tadi. Entah apa yang dibahas keduanya dalam pertemuan tersebut, namun Politikus Golkar ini mengaku hanya membahas masalah kerjaan.
"Ngobrolnya tentang kerjaan," singkat Airlangga seperti dilansir dari Kompas.com, Senin (20/11/2017).
Namun saat disinggung apakah Airlangga siap menggantikan posisi Setya Novanto sebagai Ketua Umum Golkar, dia malah menyerahkan kepada Presiden Jokowi.
"Saya, kan, pembantu Presiden dan kader partai. Pertama saya bergantung kepada aspirasi yang berkembang di daerah, dan kedua kepada Bapak (Jokowi)," tutupnya.