KRICOM - Komandan Korps (Dankor) Brimob, Irjen Murad Ismail ikut dalam rombongan jajaran Polri dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi III di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis (12/10/2017).
Namun usai berakhirnya raker, Murad enggan menanggapi polemik soal senjata api milik Brimob yang ditahan oleh pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Senjata itu bukan konsumsi kalian (para pewarta). Itu konsumsi negara. DPR saja enggak ngomongin senjata tadi (saat raker)," kata dia lugas saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis (12/10/2017) ini.
Memang dalam raker Komisi III dengan Polri, tidak ada anggota parlemen yang menyinggung soal senjata api Brimob yang tertahan. Justru dalam raker itu, Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian yang sempat menjelaskan soal senjata api yang tertahan.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini menyebut polemik senjata sudah ditangani secara internal di Pemerintahan. Setidaknya ada sebelas instansi yang ikut membahas soal polemik ini, dengan Menko Polhukam, Wiranto yang memimpin koordinasi.
"Karena itu saya berpikir polemik soal senjata api, termasuk yang di Brimob tidak menjadi polemik berkelanjutan. Biarkan tim internal melakukan sinkronisasi," kata Tito.
Dia menuturkan, hasil penelusuran internal akan diungkapkan oleh Wiranto. Sekaligus dia berharap polemik senjata tidak meluas. Jika terus berlanjut, bukan tidak mungkin hubungan antar institusi antara Polri-TNI akan terganggu.
"Polri berharap ini tidak lanjut. karena hubungan TNI-Polri jauh lebih penting. Sudah disampaikan dng tegas, harus solid. Saya sampaikan ke anggota jangan terpengaruh dengan isu ini," papar dia dalam raker, Kamis ini.
Adapun jenis senjata yang tertahan yakni, Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) yang dianggap canggih TNI. Disebut-sebut, senjata itu memiliki tingkat kemampuan membunuh yang tinggi.