KRICOM - Mabes TNI resmi menerima ribuan pucuk senjata dan amunisi miliki Brimob Polri yang dipesan beberapa waktu lalu. Senjata itu kini sudah disimpan di gudang amunisi Mabes TNI dan dijamin keamanannya.
Menurut Kapuspen TNI, Mayjen Wuryanto, sesuai dengan katalog yang ada, total ada 5.932 amunisi yang disimpan secara rapi di 71 koli.
"Sangat jelas bahwa itu adalah amunisi tajam," kata Mayjen Wuryanto di Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2017).
Wuryanto menambahkan, amunisi yang dimiliki oleh Brimob itu memiliki ancaman yang sangat berbahaya.
"Dia (senjata) mempunyai radius mematikan, yakni dari jarak 9 meter dan jarak capai 400 meter," tutur Wuryanto yang mengenakan seragam hijau kemiliterannya ini.
Selain itu, keistimewaan amunisi ini jika sudah meledak akan pecah dan memunculkan lubang yang berisi serpihan-serpihan kecil yang tajam.
"Jika terkena tubuh, bisa menyebabkan luka hingga kematian," tuturnya.
kelebihan lainnya dari senjata tersebut yakni bisa meledak tanpa benturan setelah 14 detik lepas dari laras. Namun menariknya, keunggulan-keunggulan senjata dan amunisi tersebut justru dipesan oleh Brimob Polri.
"Padahal, TNI tak mempunyai senjata seperti ini," tegasnya.
Tak sampai di situ, kengerian senjata tersebut juga digambarkan bukan hanya membahayakan individu semata.
"Masalah ancaman amunisi seperti ini, itu bisa untuk menghancurkan orang di perkubuan," ungkapnya.
Kendati demikian, ia memastikan bahwa hanya amunisi saja yang ditahan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Sementara untuk senapan, TNI akan mengizinkan jika Brimob ingin mengambilnya.
"Akan ditahan sampai ada aturan yang mengatur. TNI bertanggung jawab selama amunisi yang disimpan di tempat yang aman," tutupnya.
Seperti diketahui, polemik soal tertahannya ribuan senjata oleh Brimob di Bandara Soetta sudah selesai diatasi. Pemerintah pun membuat suatu keputusan yang meminta agar ribuan amunisi itu untuk ditahan sementara di Mabes TNI.
Hal tersebut diputuska dalam rapat yang dihadiri Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri, Jenderal Tito Karnavian, Menhan, Ryamizad Riyacudu, Kepala BIN, Jenderal Budi Gunawan, Direktur Pindad Abraham Mose, Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi dan Kementerian Luar Negeri beberapa waktu lalu.
Adapun senjata yang ditahan BAIS TNI, yakni senjata Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kaliber 40 x 46 mm sebanyak 280 pucuk dan 5.932 butir peluru.