KRICOM - Agus (23) dan Rizki (44), warga binaan Rutan Kelas II B Cilodong, Depok, menuturkan alasanmenyelundupkan 14 paket sabu ke sel. Alasan keduanya melakukan tindakan itu karena butuh uang untuk membeli makanan.
Salah satu pelaku, Rizki mengaku, sejak tidak lagi dikunjungi istri dan orang tuanya, keuangannya di dalam Rutan Cilodong semakin menipis. Sehingga tawaran mengedarkan narkoba untuk para warga binaan lain dari salah satu bandar yang dikenalnya pun diterima.
“Saya tidak punya uang buat beli makanan enak, tahu sendiri makanan di Rutan itu-itu saja. Ya karena ada tawaran makanya saya terima. Lumayan juga untungnya bisa buat beli makanan enak. Uang dari mana soalnya sudah tidak ada yang mau besuk saya ke sini,” ungkapnya ke beberapa wartawan saat dibawa ke Polresta Depok, Senin (04/12/2017).
Diakui Rizki, sejak empat bulan terakhir dirinya sudah tidak dikunjungi istri dan juga orangtua serta mertua.
“Kalau keluarga datang biasanya saya dikasih uang Rp 400 ribu itu buat sebulan saja. Sekarang saya sudah tidak punya uang, dan harus cari uang biar bisa makan enak. Pernah buat kerajinan tetapi tidak bisa dijual buat nambah penghasilan,” jelasnya.
Ditambahkan Rizki, dirinya baru kali pertama mengambil pekerjaan sebagai pengedar sabu di dalam Rutan Cilodong ini. Tawaran pekerjaan berbahaya itu diterimanya dari rekan Agus yang sudah dua kali bertemu untuk membahas hal tersebut. Apalagi keuntungan yang akan diberikan rekan dari Agus itu mencapai Rp150 ribu per paket sabu yang berhasil diedarkan ke para warga binaan.
“Sudah dua kali bertemu dan hanya bahas itu saja. Cara penyelundupannya mereka yang atur, saya hanya kebagian bawa ke dalam sel dan baru diedarkan. Tidak tahu kalau penyelundupan itu juga ketahuan, padahal sudah dimasukkan ke dalam sandal,” paparnya.