KRIMINALITAS.COM, Jakarta - Monas menjadi ikon sejarah DKI Jakarta, bahkan Indonesia umumnya. Monas menyuguhkan aneka diorama perjalanan sejarah dari zaman prasejarah hingga zaman orde baru. Tapi, mengapa diorama Monashanya berhenti pada zaman orde baru?
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama alias Ahok menyesalkan masalah konstannya diorama perjalanan sejarah Indonesia di Monas. Pasalnya, diorama itu hanya sampai pada zaman orde baru.
"Saya sudah bilang sama pengelola monas. Tapi itu kan mesti lapor ke sekretaris negara dan mesti dikaji lagi," ujar Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (28/9).
Menurut Ahok, diaroma sejarah tersebut seharusnya tidak hanya mandek pada zaman orde baru, tetapi berlanjut ke zaman reformasi.
"Saya sudah bilang mesti sampai ke pemilihan langsung dong. Pemilihan langsung itu terakhir adalah Pak SBY. Itu sejarah kita, pertama kali ada pemilihan langsung dan presiden yang dipilih secara langsung dua periode," tegasnya.
Untuk itu Ahok menegaskan, pihaknya meminta kepada pengelola untuk menghargai SBY yang telah mendapat kepercayaan selama sepuluh tahun oleh rakyat dalam memimpin negara multikultural ini.
"Nah, ini yang mau kita lakukan," pungkasnya.
(Odorikus Holang)