KRICOM - Palestina menyatakan kecamannya terhadap sikap Amerika Serikat (AS) yang telah memveto draf resolusi terkait status Yerusalem yang telah diakui sebagai Ibu Kota Israel.
Kecaman tersebut diutarakan oleh Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour sesaat setelah AS membatalkan draf resolusi tersebut. Menurutnya, sikap tersebut menunjukkan bahwa Amerika memang tidak ingin terlibat dalam upaya perdamaian di Timur Tengah, khususnya di kawasan Israel-Palestina.
"Sikap AS adalah paradoks. Ketika kami tengah menantikan rencana perdamaian dari AS, justru mereka memutuskan untuk menghalangi perdamaian itu," ujar Mansour, seperti dikutip dari Aljazeera, Selasa (19/12/2017).
Mansour juga mengkhawatirkan, veto yang diajukan AS akan membuat Israel kian berani untuk melakukan aksi-aksi represif terhadap warga Palestina.
"Keputusan AS akan membuat Israel semakin berani untuk melakukan kejahatan-kejahatan terhadap warga Palestina dan melanjutkan penjajahan di kawasan kami," lanjutnya.
Sebelumnya, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) juga telah menyatakan penolakan tegas terhadap pidato kontroversial Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Secara gamblang, PLO akan menolak AS menjadi mediator dalam proses perdamaian antara Israel dan Palestina.
"Kami tidak akan mengizinkan AS menjadi mediator maupun rekan dalam pembicaraan proses perdamaian," ujar Presiden Palestina, Mahmoud Abbas yang juga dikenal sebagai salah satu tokoh penting di PLO.