KRICOM - Penerbit Yudhistira menyampaikan permohonan maafnya atas kesalahan yang telah menyebut Kota Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dalam buku pelajaran IPS Kelas VI Sekolah Dasar.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Kepala Penerbitan Yudhistira, Djadja Subadja saat mendatangi Gedung Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Senin (18/12/2017).
"Kami sampaikan permohonan maaf kepada publik. Tentunya ini semua dalam rangka klarifikasi bahwa ini memang kesalahan, bukan ada kesengajaan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel," kata Djadja.
Djadja mengatakan, sebelum menemui KPAI, pihaknya telah lebih dahulu mendatangi Majelis Ulama Indonesia untuk melakukan hal serupa. Dia menegaskan sama sekali tak ada unsur kesengajaan dalam polemik ini.
"Kemarin kita pada Jumat lalu juga telah menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Muslim, khususnya MUI," tuturnya.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Yudhistira mengaku akan menarik seluruh buku IPS yang terjadi kesalahan itu. Sebagai gantinya, Yudhistira pun telah menyiapkan buku pengganti.
"Insya Allah nanti akan kami sampaikan pada siswa dan yang lama ditarik, diganti yang baru. Tak hanya menarik saja, kami menerbitkan penggantinya dan distribusikan, baru yang lama kami cabut. Kami sudah siapkan sekitar 5.000 buku," katanya.