KRICOM - Sikap Amerika Serikat (AS) yang memveto draf resolusi Yerusalem disayangkan oleh sejumlah pihak. Pemerintah Turki mengatakan bahwa perilaku yang ditunjukkan AS akan membuat negara tersebut dikucilkan oleh komunitas internasional.
Hal tersebut disuarakan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki. Seperti dikutip dari Reuters, Turki menganggap AS di bawah rezim Donald Trump sudah mulai kehilangan arah dalam mengambil kebijakan-kebijakan.
"Ditinggalkannya AS sendirian dalam proses pemungutan suara adalah tanda-tandan konkret yang menunjukkan betapa ilegalnya keputusan menyangkut status Yerusalem," demikian bunyi keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Turki, Selasa (19/12/2017).
Turki juga mengecam sikap AS yang dinilai telah 'mengebiri' fungsi dari Dewan Keamanan (DK) PBB, yaitu menjaga stabilitas politik luar negeri, khususnya dalam hal menjaga upaya terjalinnya perdamaian antara Israel dan Palestina.
"Washington sudah kehilangan obyektivitasnya. Aksi ini juga tidak bisa diterima karena sikap AS telah membuat DK PBB menjadi tidak efektif," lanjutnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, AS baru-baru ini telah memveto draf resolusi yang berisi ajakan bagi negara-negara lain untuk mengabaikan pidato Presiden AS Donald Trump terkait status Yerusalem yang diakui sebagai Ibu Kota Israel.
"Apa yang kita saksikan di DK PBB saat ini adalah sebuah penghinaan dan hal ini tidak akan kami lupakan," ujar Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley sesaat setelah pengambilan suara.
Haley lebih lanjut mengatakan, draf resolusi tersebut merupakan bentuk ketidakpercayaan dari semua pihak terhadap AS yang memiliki peran besar dalam menciptakan perdamaian di kawasan Timur Tengah.
"Pengambilan hak veto ini bukanlah hal yang memalukan bagi kami, tetapi justru menjadi sesuatu yang mencoreng muka seluruh anggota DK PBB lainnya," tegas Haley.