KRICOM - Polemik ditolaknya draf resolusi Yerusalem akhirnya mendapatkan perhatian dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Tanpa basa-basi, Trump langsung mengutuk keras sikap negara-negara yang dianggap tidak menghormati pernyataannya.
Seperti dirilis The Guardian, Kamis (21/12/2017), Trump mengancam akan menghentikan bantuan dalam bentuk apapun, khususnya bantuan keuangan, kepada negara-negara yang menolak status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Ucapan tersebut dilontarkannya menjelang pertemuan darurat yang diadakan Majelis Umum PBB.
"Biarkan apabila ada kesepakatan yang melawan kita. Kita justru akan berhemat banyak. Kami tidak peduli," ujar Trump menanggapi draf resolusi Yerusalem yang awalnya telah disetujui oleh 14 negara anggota DK PBB, tetapi akhirnya diveto oleh Amerika Serikat.
Trump juga menegaskan bahwa dirinya juga tidak akan mengambil pusing atas sikap negara-negara yang mengkritik keras kebijakan yang ia ambil atas status Kota Yerusalem.
"Kita tak berada di masa lalu, di mana mereka bisa mengambil suara untuk melawan kita dan kita justru harus membayar mereka dengan uang ratusan juta dolar. Kita tidak akan dimanfaatkan lagi," pungkas Trump.
Adapun ancaman Trump tersebut diduga ditujukan kepada negara-negara miskin dan berkembang yang berada di kawasan Asia dan Afrika. Sebagian pengamat menilai, negara-negara di dua benua tersebut sangat mudah untuk ditekan oleh kebijakan-kebijakan politik AS.
Seperti dikabarkan sebelumnya, AS telah memutuskan untuk memveto draf resolusi Yerusalem yang ditulis oleh perwakilan negara Mesir di PBB. Menurut AS, draf tersebut merupakan bentuk pengkhianatan para anggota DK PBB terhadap Negeri Paman Sam.
"Kami tidak akan melupakan hal ini," ujar Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley sesaat setelah 14 negara anggota DK PBB menyetujui terbitnya draf resolusi yang masih berbahasa Mesir tersebut, beberapa waktu lalu.