KRICOM - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok pun bereaksi keras setelah ditemukannya tiga akun facebook penyuka sesama jenis mulai meresahkan warga net. Salah satunya dengan menyewa hacker (Peretas) akun tersebut untuk diblokir dari media sosial tersebut.
Hal itu dikatakan langsung Wakil Walikota Depok, Pradi Supriatna. Kata dia, pemanfaatan hacker tersebut dilakukan pihaknya agar pembuat akun dan kelompoknya tersebut tak dapat berkomunikasi di jejaring sosial dan juga memutuskan mata rantai kegiatan penyuka sesama jenis di Kota Depok.
“Kalau Diskominfo tidak dapat menyelesaikan ini, maka kami akan sewa jasa hacker. Hanya mereka yang mampu memblokir grup itu, karena menggunakan bahasa sandi komputer. Keberadaan grup gay dan lesbi di Depok ini sama saja menampar wajah Pemkot dengan kotoran, karena kota ini dikenal religius,” ungkapnya kepada Kricom, saat ditemui di Balikota, Rabu (10/01).
Menurutnya, dengan menyewa jasa hacker warga net Depok tidak akan diresahkan dengan kegiatan para komunitas penyuka sesama jenis ini bermunculan kembali. Kata dia juga, pihaknya akan mencari tahu dari para mahasiswa teknik informatika untuk mencari para hacker yang akan disewa untuk memblokir tiga akun grup facebook pencinta sesama jenis tersebut.
“Kami akan datangi kampus-kampus yang punya jurusan Teknik Informatika atau Sistem Informasi, pasti mereka punya teman yang jago menghecer akun ini. Jadi bagaimanapun cara mereka membangun grup lagi dengan sendirinya tidak akan bisa terpublis di jejaring sosial,” ujar Pradi.
Dalam penilaian Pradi, Depok merupakan kota urban bagi semua penduduk, akan tetapi bukan berarti keberadaan sebuah kelompok membentuk kegiatan menyimpang dari norma agama dan sosial. Lebih lanjut orang nomor dua di kota ini menegaskan, pro dan kontra tentang Lesbi, Gay, Bisex, Transgender (LGBT) untuk Depok bukan lagi menjadi isu untuk didiskusikan.
“Jika ada tempat terindikasi jadi tempat prostitusi tidak saja untuk kaum gay seperti yang diberitakan saat ini tapi untuk semua tindakan asusila, kami akan awasi dan tertibkan. Kami mengajak untuk kembali dengan mengambil upaya pengobatan terutama psikis dan yang terpenting pendekatan agama,” pungkasnya.