KRICOM - Keluarga teroris Bahrun Naim mendesak pemerintah untuk mengusut kebenaran kematian Bahrun.
Kuasa hukum keluarga Bahrun Naim, Anis Prijo Anshorie menuturkan, kabar tewasnya pimpinan Islamic State Irak and Syria (ISIS) Asia Tenggara itu diterima melalui pesan Whatsapp yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Kalau Bahrun masih dianggap WNI, negara lah yang harusnya mencari tahu,” ujar Anis Prijo kepada wartawan, Rabu (6/12/2017).
Sebelum dikabarkan tewas, lanjut Anis, dua bulan yang lalu, Bahrun sempat menguhubungi keluarganya. Dalam percakapan singkat itu, Bahrun mengaku jika dirinya berada di Suriah. Selain pembicaraan tersebut, pihak keluarga juga menanyakan kabar putranya. Diluar hal itu, mereka tidak pernah membahasnya.
“Biasanya cuma tanya kabar, ada di mana? Sebatas itu saja. Terkait tindakan yang dilakukan oleh Naim, pihak keluarga tidak ikut-ikutan,” imbuhnya.
Terkait kabar tersebut, pemerintah harus segera turun tangan untuk mengungkap kebenarannya.
"Keluarga sudah ikhlas apapun yang terjadi. Jika memang benar, sebagai seorang muslim ya Innalillahi wa Inna Ilaihi Roji’un,” pungkasnya.
Seperti diketahui, beredar kabar bahwa Bahrun Naim tewas dalam sebuah pertempuran di Suriah. Kabar itu disebar melalui aplikasi pesan WhatsApp beberapa waktu lalu. Bahkan saat ini, Mabes Polri masih memburu penyebar info tewasnya Bahrun Naim. Disisi lain, DPR juga meminta kepada Polri untuk mengusut kebenaran kabar tersebut.