KRICOM - Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya memutuskan untuk menempuh jalur hukum setelah namanya disebut-sebut dalam perkara korupsi e-KTP. Dalam laporannya ke polisi, SBY mengaku telah difitnah oleh Kuasa Hukum Setnov, Firman Wijaya. Bahkan, ia merasa telah diserang fitnah sejak gelaran Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.
Melihat fenomena itu, Pengamat Politik, Pangi Syarwi Chaniago menilai jika 'serangan' bertubi-tubi tersebut tak bisa lepas dari sosok SBY yang memiliki kekuatan di dunia perpolitikan. Secara tidak langsung, serangan tersebut juga akan berimbas pada Partai Demokrat yang dinaunginya.
"Elektabilitas Partai Demokrat kan memang ada di sosok SBY," kata Pangi kepada Kricom, Rabu (7/2/2018).
Bukan tanpa alasan, menjadi presiden selama dua periode berturut-turut menjadi salah satu bukti kekuatan mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan Republik Indonesia era Megawati ini di dunia perpolitikan Indonesia.
Oleh karenanya, para lawan politik Demokrat dinilai tengah berusaha melemahkan partai berlambang bintang mercy, salah satunya dengan menjatuhkan nama SBY.
"Ketika SBY yang diserang, maka pasti sedikit banyaknya punya konsekuensi logis terhadap partai Demokrat. Sebab, figur sentral Partai Demokrat menempel di diri SBY," tandasnya.
Seperti diketahui, Selasa kemarin SBY melaporkan Kuasa Hukum Setya Novanto, Firman Wijaya dengan tuduhan fitnah dan pencemaran nama baik usai namanya disebut di sidang e-KTP. Firman dilaporkan karena dinilai telah menyudutkan SBY dalam sidang yang menghadirkan mantan Politikus Demokrat, Mirwan Amir.