KRICOM - Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa telah dikhianati oleh terdakwa kasus dugaan korupsi Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP), Setya Novanto (Setnov).
Sebab ketika kabar penangkapan Setnov ramai di media sosial dan diperbincangkan banyak orang. SBY langsung memerintahkan seluruh kadernya untuk tidak ikut-ikutan membully mantan Ketua DPR tersebut.
Dia merasa iba melihat Setnov yang sedang terkena musibah dan harus dirawat di rumah sakit karena kecelakaan, malah dijadikan bahan bully-an oleh orang lain.
"Sewaktu Pak Setnov dibully, saya larang keluarga dan bawahan agar tidak ikut-ikutan. Itu tidak baik. Tapi malah air susu dibayar dengan air tuba,'' sesal SBY di Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Namun kini, nama SBY malah diseret dalam pusaran korupsi e-KTP. Dia menganggap kejadian ini sebagai ujian dari Allah.
"Kita diuji kembali oleh Tuhan dan Sejarah, mudah-mudahan ada upaya dan pertolongan Allah, ujian ini dapat kita hadapi dan lulus. Para kader masih ingat ketika dulu pilkada Jakarta. Sama situasi yang dihadapi," ujarnya.
Dia mengaku sudah muak dengan adanya upaya mengganjar dirinya.
"Perkataan Antasari yang tendensius dan merugikan kita, calon kita kalah telak. AHY sabar dan kesatria. Kita bangga dengan demokrat, tetap ada hikmah. Tidakkah politik berakhlak," tutupnya.