KRICOM - Sikap Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menolak bantuan siapapun saat melaporkan dugaan pencemaran nama baik soal kasus korupsi e-KTP mendapat pujian dari berbagai pihak.
Salah satunya dari Pengamat Komunikasi Politik, Emrus Sihombing. Dia menilai SBY memiliki sikap kesatria lantaran berani berjuang sendirian dalam mencari keadilan.
"Dia sangat kesatria menghadapi itu dan cara dia mengajukan perkara ini ke Bareskrim sudah sebagai proses kedewasaan," kata Emrus saat dihubungi Kricom.id, Rabu (7/2/2018).
Seperti diketahui, Presiden Indonesia keenam ini mendatangi Bareskrim hanya didampingi istri tercinta, Ani Yudhoyono. Dia menolak ketika Sekjen Demokrat, Hinca Pandjaitan ingin mengantarnya ke kantor polisi.
Tak sampai di situ, SBY juga menolak tawaran sahabatnya dan mantan menteri Kabinet Indonesia Bersatu yang ingin memberinya bantuan hukum. Dia merasa ini adalah perangnya mencari keadilan.
"Karena mantan militer dia menjadikan kasus ini sebagai perang. Jiwa kesatrianya masih ada karena menghadapi persoalan ini tanpa menerima dukungan dari berbagai pihak dan dia melakukan langkah hukum sesuatu yang produktif," tutur Dosen Universitas Pelita Harapan ini.
Hanya saja Emrus menyayangkan pernyataan SBY yang sudah ciut duluan sebelum berperang. Ketum Demokrat ini tidak percaya diri bisa menang perang lantaran orang yang dilawannya tergabung dalam konspirasi besar.
"Padahal menurut saya kalau sudah masuk ranah hukum, belum tentu kalah menang karena ada konspirasi, tapi karena memang bukti bukti. Jadi tak bisa disimpulkan kekalahan karena konspirasi itu terlalu dini," pungkasnya.
Sekadar informasi, SBY tidak mau dibantu siapapun karena menilai kasus ini adalah masalah pribadi yang akan dihadapinya sendiri.
Dia hanya meminta semua pihak untuk membantu doa agar bisa menang mencari keadilan. Apalagi bukan kali ini SBY menjadi orang tersakiti di tahun politik.
"Ini perang saya, this is my war. Yang penting bantu saya doa, mohon pada Allah semoga saya diberikan kekuatan oleh Allah," kata SBY di Bareskrim Polri, Selasa (6/2/2018).