KRICOM - Korea Utara (Korut) kembali mendapatkan pujian dari tokoh politik internasional. Setelah mendapatkan apresiasi dari Presiden Rusia Vladimir Putin, kali ini Pemimpin Besar Korut Kim Jong-un memperoleh pujian dari mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Condoleezza Rice.
Menurut Menlu AS di era pemerintahan Presiden George W. Bush tersebut, Kim sangat cerdas dalam memanfaatkan momentum untuk menciptakan situasi yang kondusif di tengah konflik nuklir di Semenanjung Korea. Salah satu bukti kecerdasan Kim adalah dengan memanfaatkan Olimpiade Musim Dingin 2018 untuk menjalin komunikasi dengan Korea Selatan (Korsel).
"Pendekatan yang dilakukan Kim terhadap Korsel terbukti sangat cerdas. Keputusan untuk mengirimkan atlet ke Olimpiade Musim Dingin adalah langkah yang amat pintar," puji Rice seperti dikutip dari CNN, Minggu (14/1/2018).
Rice mengatakan, Korut di bawah rezim Kim Jong-un memang sangat berbeda ketika negara penganut Marxis-nasionalis tersebut dipimpin oleh ayahnya, Kim Jong-il.
"Saya rasa Kim Jong-un jauh lebih terisolasi dibandingkan ayahnya dan mungkin lebih ceroboh. Saya bertanya-tanya, apakah ia benar-benar ingin menghancurkan AS ketika ia mengatakannya," sambung menteri perempuan berkulit hitam pertama di kabinet pemerintahan AS tersebut.
Di samping itu, Rice juga turut berkomentar soal langkah-langkah kontroversial yang kerap diambil Presiden AS Donald Trump dalam menangani persoalan di Negeri Paman Sam. Ia bahkan mencela kebijakan Trump yang hampir selalu berbicara soal kebijakan-kebijakan politik di akun Twitter pribadinya.
"Saya tak pernah menyukai Twitter, terutama ketika berbicara soal kebijakan. Saya rasa setiap ucapan (Trump) di Twitter tidak layak untuk dibahas dan dianalisa di dalam sebuah kolom surat kabar," pungkas Rice.
Sebelumnya, Kim Jong-un telah mendapatkan pujian dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam sebuah kesempatan, Putin mengatakan bahwa Kim adalah sosok yang jauh lebih cerdas dan dewasa dalam menghadapi konflik negaranya dengan Amerika Serikat.
Putin sendiri mencela kebijakan AS yang memilih untuk melakukan konfrontasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korut. Pasalnya, Putin merasa konflik tersebut bisa diselesaikan melalui jalan damai dan pembicaraan bilateral maupun multilateral.