TAWURAN pelajar kian hari terlihat semakin mengkhawatirkan. Bahkan tidak sedikit para pelajar yang semestinya menjadi penerus bangsa, harus meninggal sia-sia akibat aksi tawuran yang dilakukannya. Bahkan ironisnya seringkali pelajar yang tidak tahu apa-apa ikut menjadi korban aksi tawuran.
Belum lama ini kita dikejutkan dengan tewasnya salah satu siswa dengan kondisi leher bolong. Siswa kelas 10 SMKN 4 Tangerang ini tewas mengenaskan akibat tawuran yang terjadi di Taman Potret, Cikokol, Kota Tangerang. Selain membuat sedih orangtuanya, Fajar Ramadhan juga harus meninggal dengan cara yang tidak manusiawi.
Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Abduh Surahman memberikan tindakan tegas kepada para kepala sekolah yang tidak bisa membimbing anak didiknya. Sangat disesalkan tawuran yang sering terjadi, bukan hanya di wilayah Tangerang saja, bahkan hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Saya mencoba melakukan identifikasi terhadap fenomena ini, dan ternyata permasalahan tawuran ada yang sifatnya jangka pendek dan panjang. Untuk menyikapi hal ini, dinas pendidikan bersama kepolisian akan melakukan pertemuan dengan seluruh alumni SMK dan SMU yang ada di Kota Tangerang, katanya.
Tawuran bisa saja terjadi karena adanya keterlibatan alumni, karena mereka memberikan transfer pemahaman mengenai sepak terjang sekolahnya. Maka dari itu, masalah tawuran antarpelajar bisa dikatakan merupakan 'warisan' dari para alumninya. Jadi harus dilakukan perubahan menyeluruh terhadap sistem pendidikan agar tidak ada lagi tawuran antarpelajar.
Sistem pendidikan harus diganti, yang bisa dimulai dari pendidikan dasar, yaitu Taman Kanak-Kanak (TK). Saat ini sistem pelajaran di TK sudah sama dengan Sekolah Dasar (SD). Seharusnya di TK itu hanya diajarkan bermain, bukan belajar penuh," ujar Surahman.
Kalaupun anak itu akhirnya bisa membaca dan berhitung, itu adalah hasil dari pelajaran bermain yang diterimanya. Karena jika hak bermain anak dirampas oleh sebuah sistem belajar di sekolahnya, tidak menutup kemungkinan ketika kelas 4 SD mereka akan berpikir untuk merebut kembali haknya yang pernah hilang.
Sampai saat ini pemerintah masih melakukan pembenahan sistem belajar, pembinaan mengenai bahaya tawuran, serta hukum yang berlaku di Indonesia. Jadi tawuran itu sebetulnya bukan sebuah budaya atau warisan dari para alumni.
Saya sudah memberikan warning agar para kepala sekolah SMK punya target untuk seluruh anak didiknya. Seluruh siswa yang sudah lulus harus bisa langsung bekerja atau paling tidak dalam kondisi siap kerja. Kalau tidak punya target atau tidak bisa memberikan target itu, lebih baik mundur sebagai kepala sekolah. Selain itu, peran serta orang tua juga sangat dibutuhkan untuk menciptakan kualitas anak didik yang lebih baik, pungkasnya.