KRICOM - Sungguh miris nasib Ahmad Budi Cahyono (26), guru di SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura bertemu ajal. Pasalnya, dia tewas di tangan muridnya sendiri hanya karena permasalahan sepele.
Psikolog Anak dari Universitas Soegijapranata, Endang Widyorini merasa miris melihat peristiwa ini. Dia menilai, perbuatan brutal murid berinisial HI bisa disebabkan karena pola asuh orangtua yang salah.
"Orangtua sekarang sibuk dengan urusannya sendiri. Tidak pernah mengajarkan masalah kedisiplinan. Pola pengasuhannya (seperti) membiarkan anak," kata Endang saat dihubungi Kricom.id di Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Di era modern seperti ini, memang banyak orangtua yang sibuk dengan dunianya sendiri. Tidak jarang seorang ibu turut mencari kesibukan di luar rumah dan menyerahkan urusan anak kepada asisten rumah tangga (ART).
Akibatnya, anak-anak yang mendapat pola asuh seperti itu sering merasa kurang kasih sayang. Hal ini bisa berdampak buruk pada kondisi psikologis mereka.
"Kurangnya kasih sayang bisa membuat anak tidak bisa menghargai orang lain. Jadi di sekolah maunya bebas dan tidak bisa menerapkan kedisiplinan. Bila melanggar, kemudian ditegur maka siswa jadi marah," pungkasnya.
Seperti diketahui, kasus penganiayaan yang dialami Ahmad Budi Cahyono, guru honorer di SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura membuat prihatin sejumlah pihak.
Peristiwa nahas yang dialami Budi bermula ketika dirinya sedang mengajar Seni Rupa berlangsung di Kelas XI SMA Negeri 1 Torjun. Kala itu dia menegur dan mencoret pipi HI (17) lantaran menganggu teman sekelasnya yang sedang belajar.
Tak terima ditegur, HI kemudian mengumpat gurunya dengan kalimat tak sopan. Dia kemudian memukuli Pak Budi hingga mengenai pelipis sebelah kanan.
Beberapa jam setelah penganiayaan terjadi, Budi dikabarkan meninggal dunia. Dari hasil diagnosa dokter di RS dr Soetomo, korban mengalami mati batang otak dan semua organ dalam sudah tidak berfungsi.