KRICOM - Tak semua warga Korea Selatan (Korsel) menyambut kehadiran Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di negaranya. Hal itu terbukti dari aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh sejumlah orang di Ibu Kota Korsel, Seoul, Selasa (7/11/2017) lalu.
Dalam unjuk rasa tersebut, massa demonstran menyebut Trump sebagai sosok yang harus bertanggung jawab apabila nanti terjadi sebuah perang dalam skala besar yang melibatkan senjata nuklir. Mereka juga mengkritik ucapan-ucapan Trump yang cenderung memanaskan krisis nuklir di Semenanjung Korea.
"Trump TIDAK diterima!" teriak seorang warga sembari menunjukkan poster wajah Trump yang dicoret.
"Katakan tidak pada Trump, katakan tidak pada perang!" lantang demonstran lainnya.
Massa demonstran juga meminta agar Amerika Serikat segera menyudahi konfliknya dengan Korea Utara. Di samping itu, mereka juga mendesak agar Korsel menghentikan proses perundingan untuk membeli senjata militer dari Negeri Paman Sam.
"Kami menentang kunjungan Trump ke Korsel yang telah membuat warga takut akan perang yang bisa saja terjadi di Semenanjung Korea," ujar salah seorang pengunjuk rasa, seperti dikutip dari NY Post.
Seperti dikabarkan sebelumnya, tensi antara Amerika Serikat dan Korea Utara baru-baru ini kian memanas. Hal tersebut terlihat dari sebuah latihan militer yang melibatkan tiga kapal induk milik militer Amerika dan sebuah kapal tempur kepunyaan Jepang.
Latihan militer gabungan itu disebut-sebut sebagai provokasi baru dari Amerika Serikat terhadap Korea Utara. Menurut sebagian pihak, sikap Amerika akan semakin membuat Korea Utara berniat untuk melakukan penyerangan dengan menggunakan senjata nuklirnya.