KRICOM - Mantan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin meminta umat Muslim tak hanya sensitif memprotes fakta penistaan agama. Tapi juga harus peka terhadap berbagai gejala pendustaan agama.
Hal tersebut disampaikannya saat meresmikan Masjid Hj Sudalmiyah Rais di Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Minggu (3/11/2017) siang.
"Saya berteriak lantang kepada Presiden Jokowi dan Kapolri Jendral Tito Karnavian kalau sampai Ahok tidak tersangka, saya bakal ikut memimpin perlawanan bareng sama Pak Amien Rais," kata Din di depan puluhan jemaah.
Menurutnya, penistaan agama mampu mengganggu kerukunan umat beragama. Padahal, untuk membangun kerukunan antar umat butuh waktu dan usaha yang cukup lama.
Akan tetapi, kerukunan tersebut bisa rusak hanya dalam sekejap mata akibat kelakuan segelintir orang.
"Saya berkeyakinan, Al Islam, keluhuran keagungan Al Islam, Alquran, dan Nabi Muhammad SAW tidak akan terkurangi sedikitpun oleh sebesar dan sebanyak apapun penistanya,” tegas Din.
Gelaja pendustaan agama ini, jelas Din, yang dapat membuat umat Islam seperti sekarang terpuruk. Maka dari itu, Muhammadiyah harus terus berjuang dan bergerak untuk menghadapi dan mengatasi gajala-gejala pendustaan agama.
Saat disinggung kalau dirinya ditunjuk sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Din mengaku dirinya tidak setuju.
"Sejak awal puasa lalu, saya sudah diminta untuk menjadi anggota Pengarah Unit Kerja Presiden Pemantaban Ideologi Pancasila. Walaupun saya sudah bilang saya punya pikiran kritis, bukan cara seperti itu. 16 November waktu Ahok dijadikan tersangka saya diterima Presiden. Saya sampaikan jangan anggap remeh 411 karena sudah melibatkan kelas menengah dan merambah ke daerah-daerah. Apalagi ada 212," tandasnya.