KRICOM - Insiden penjarahan yang dilakukan sekelompok geng motor yang masih berusia belia mendapat perhatian khusus dari DPR. Wakil rakyat itu merasa prihatin dengan perilaku anak bangsa yang dianggap tidak pantas itu.
Anggota Komisi X DPR Fraksi PPP, Leni Marlonawati mengungkapkan, insiden ini dipicu dari kurangnya pemahaman mengenai agama.
Menurut dia, pelajaran agama di dunia pendidikan masih kurang. Padahal ajaran agama, diyakininya mampu menjadi solusi jitu, menyentuh hati anak bangsa, sehingga menghindarkan diri dari perbuatan negatif.
"Tapi ini kan di sekolah ajaran agama berapa jam sih seminggu? Itu sangat minim. Artinya di sini ada komunikasi yang menyentuh hatinya di sekolah sangat sedikit waktunya. Kuncinya pendidikan agama sebenarnya," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis (28/12/2017).
Kemudian, lanjut dia, dunia pendidikan dalam hal ini sekolah, harus menjadi rumah kedua bagi para siswa-siswinya. Jika hal itu terlaksana, praktis pesan moral para pengajar di dunia pendidikan, mudah dicerna para siswa-siswi.
"Karena begini, ketika orang tuanya miskin, kemudian dia sibuk. Pasti anaknya itu, tidak cukup waktu untuk dia memperoleh pendidikan memadai. Nah ini kan yang kemudian disampaikan di sekolah. Sekolah itu lah yang harusnya menjadi rumah kedua," ungkap dia.
Lebih lanjut, terang dia, insiden panjarahan toko baju di Depok perlu mendapat perhatian aparat penegak hukum, terutama dari sisi penindakan. Pasca kejadian penjarahan, perlu ada hukuman keras ke remaja, supaya memunculkan efek jera.
"Tetapi sekali lagi saya prihatin. Dan terakhir kuncinya aparat penegak hukum, harus menindak dan melakukan langkah cepat yang menimbulkan efek jera agar tidak lagi bermunculan. Karena saya melihat ada seperti permisif, 'Ah sudahlah itu karena masih muda'. Nah karena dibiarkan jadi apa yang dilakukannya itu jadi benar. Alhasil dia melakukan hal tidak terpuji," pungkasnya.