KRICOM - Puluhan berandalan bermotor menjarah pakaian dari sebuah toko di kawasan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Minggu (24/12/2017). Ironisnya beberapa di antara mereka masih berstatus remaja.
Psikolog Universitas Pancasila, Aully Grashinta menuturkan, perbuatan para remaja dengan menjarah toko masuk kategori kenakalan remaja. Namun patut disayangkan, kenakalan mereka justru masuk ke perbuatan pidana.
"Iya ini kalau di psikologi tergolong sebagai juvenille deliquency atau kenakalan remaja. Juvenile deliquency akhirnya memang mengarah pada perbuatan kriminal," katanya kepada Kricom, di Jakarta, Selasa (26/12/2017).
Dia menyebut, perbuatan kriminal yang dilakukan remaja itu disebabkan beberapa faktor. Pertama karena para remaja ini tidak berminat mengerjakan hal positif, seperti misalnya dengan bersih-bersih kampung atau menggelar kegiatan amal.
"Itu tidak terpikirkan atau bahkan merasa yang seperti itu (bersih-bersih kampung) ‘bukan’ mereka," lanjutnya.
Adapun faktor lainnya, ujar Aully, demi menjaga identitas kelompok. Dengan berbuat kriminal dan dilakukan bersama-sama, praktis kelompok mereka mendapat sorotan hingga ujungnya disegani kelompok lain.
"Kalau dilihat saat menjarah mereka mengambil saja celana tersebut tanpa berpikir akan dijual lagi atau dipakai. Yang penting membuat kehebohan secara bersama-sama dan mendapat kesenangan darinya. Ini adalah cara mereka membuat identitas diri," imbuhnya.
Hanya saja, Aully menegaskan, para remaja ini hanya menjadi 'berandalan' ketika berada dalam satu kelompok. Nyali mereka berbuat pidana langsung ciut ketika mereka terpisah dari kelompoknya.
"Kalau kita lihat memang remaja menyukai untuk membentuk kelompok teman sebaya (peer group) yang dibuat atas dasar kesamaan. Biasanya memang kelompok ini punya ‘tujuan’ atau minat yang sama sehingga melakukan minat secara bersama-sama," ungkapnya.
Lebih lanjut, kata Aully, kenakalan remaja yang menjurus ke arah kriminal bisa hilang seiring waktu. Namun hal itu dipengaruhi oleh proses perkembangan mental remaja, terutama dalam pergaulan.
"Seharusnya pada usia dewasa awal sudah berpindah ke tugas perkembangan atau developmental task, yang selanjutnya. Tetapi itu tetap dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kematangan psikologis, kemampuan berpikir, perkembangan norma, dan sebagainya," pungkasnya.