KRICOM - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato politik awal tahun 2018 di kantor DPC Demokrat Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/1/2018).
Dalam pidatonya, SBY menyoroti perihal dua agenda besar yang akan dihadapi pemerintah era Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) di sisa dua tahun kepemimpinannya.
Adapun kedua agenda besar yakni Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di 171 daerah se-Indonesia tahun 2018 dan Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2019.
Dalam dua hajatan besar ini, SBY berharap aparatur negara, seperti Kepolisian, Kejaksaan, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk berlaku netral.
Dia berharap aparatur negara tidak berupaya memenangkan kandidat presiden, gubernur, ataupun partai politik tertentu.
"Hati-hati dalam berbuat. Jangan kira pihak lain tidak tahu," kata SBY dalam pidato politiknya, Jumat (5/1/2018).
SBY mengatakan, sejumlah petinggi TNI dan Polri, berpotensi didukung partai politik tertentu untuk ambil bagian dalam Pilkada 2018. Bahkan beberapa di antaranya, perwira tinggi TNI dan Polri sudah diusung maju dalam Pilkada di beberapa daerah.
"Bagi personel TNI atau Polri yang akan maju pilkada harus menaati ketentuan dan aturan mainnya," ungkapnya.
SBY mengingatkan, para perwira aktif untuk tetap taat pada aturan. Sebagaimana aturan yang berlaku, para perwira aktif yang diusung partai politik yang bertarung dalam Pilkada harus mengundurkan diri pada jabatan yang diembannya.
"Jangan sampai tindakan perwira aktif menjadi pergunjingan," tegas Presiden RI keenam ini.