KRIMINALITAS.COM, Bogor - Hilarius Christian Event Raharjo tewas usai melakoni ajang gladiator. Hila merupakan seorang siswa di salah satu Sekolah Menengah Akhir (SMA) Bogor, Jawa Barat.
Kisah Hilarius menjadi viral di media sosial usai sang ibu, Maria Agnes mengadu ke Presiden Joko Widodo melalui media sosial Facebooknya. Maria menuliskan jika putranya yang tewas pada Januari 2016 karena dipaksa berkelahi di ajang gladiator. Agnes menyebut jika anaknya dibunuh oleh salah satu siswa dari SMA lain.
"Kepada bapak Presien RI Joko Widodo yang saya hormati. Salam sejahtera buat bapak sekeluarga dan seluruh rakyat Indonesia. Bapak... saya adalah seorang ibu biasa dari kota Bogor yang biasa bapak kunjungi. Saya tinggal di dekat Istana Batutulis Bogor. Bapak, izinkan saya mengadu dan bicara apa adanya tentang kekerasan yang merenggut nyawa anak saya Hilarius Christian Event Raharjo," tulis Agnes.
Agnes curhat sekaligus menanti keadilan untuk anaknya yang terbaring kaku di dalam liang lahat.
Agnes melanjutkan cerita pilunya. Menurutnya, putranya meninggal setelah diadu seperti binatang di arena yakni di lapangan SMU Negeri 7 Indraprasta Bogor, Jawa Barat. Sebelum tewas, Hila sempat ditarik kakinya, diinjak ulu hatinya, diinjak jantungnya, serta dipukul kepalanya sebanyak enam kali.
"Matanya memutih, Hila berusaha bangun dan saat sakaratul maut dia kejang-kejang," imbuhnya.
Setelah kehilangan putra tercintanya Agnes merasakan waktunya begitu hampa. Hatinya tambah hancur ketika harus merelakan jenazah Hila diotak-atik untuk kepentingan autopsi.
"Hari demi hari adalah siksaan bagi saya yang menginginkan keadilan untuk penghilangan nyawa anak saya Pak Presiden. Iya, Pak. Saya terhalang oleh hati saya yang tersiksa, oleh syarat autopsi. Bukankah saya berhak untuk menolak autopsi? Tapi saya inginkan supaya semua pelakunya dihukum. Karena ada 50 orang lebih yang menonton anak saya disiksa sampai sakaratul maut, yang divideokan oleh siswa-siswa sekolah Katolik tersebut," tulisnya.
"Bapak Presiden, saya mohon, Pak. Supaya ada penyempurnaan peraturan hukum, untuk kekerasan yang mengakibatkan tunas bangsa harapan negara dan orangtuanya tiada. Nyawanya dihilangkan tanpa belas kasihan. Meski pembunuhnya masih di bawah umur, namun akibatnya tetap sama. Melenyapkan nyawa orang lain. Saya sedih dan hancur Bapak Presiden, mohon Bapak membantu saya untuk memberikan keadilan," tutupnya.
Sempat Menguap
Kasus kematian Hila yang terjadi pada awal tahun 2016 sempat menguap begitu saja. Pelakunya hanya dikeluarkan dari sekolah serta tidak ada tindak lanjut dari kepolisian ataupun Pemerintah Kota Bogor.
Namun, berkat perjuangan Agnes, kasus ini kembali dibuka. Dilansir dari detik.com, polisi akan mengusut tuntas kasus kematian Hila. Hal ini diungkapkan oleh Kapolsek Bogor Utara, Kompol Wawan Wahyudin. Menurutnya, kasus ini akan dibuka pasalnya, tidak ada kasus yang kedaluarsa.
"Akan dibuka lagi kasusnya, tidak ada istilah kedarluarsa," ujar Wawan.
Namun, lanjut Wawan, dia meminta bantuan kepada semua pihak. Yakni, pihak sekolah, orangtua korban atau orangtua murid lainnya. Dia juga sempat menegaskan akan memanggil semua saksi yang berada di TKP.
Polisi memulai penyelidikan dengan menyambangi lokasi duel Gladiator di Taman Palupuh, Tegal Gundil, Bogor Utara pada Jumat (15/9/2017). Penyelidikan pun berlanjut dengan memanggil beberapa saksi.
Hanya dalam hitungan hari tepatnya pada Selasa (19/9/2017), polisi terpaksa membongkar makam Hila yang terletak di TPU Cipaku Bogor. Pembongkaran makan ini dilakukan untuk mengautopsi jenazah Hila. Autopsi ini dilakukan setelah polisi meminta izin ke keluarga Hila.
Dari hasil autopsi diketahui jika ulu hati Hila mengalami luka sepanjang 4 cm. Tak hanya itu, dokter forensik juga menemukan gumpalan darah akibat benturan yang diduga akibat tindak kekerasan.
Hingga akhirnya, pada Rabu (20/9/2017), polisi merilis inisial pelaku penganiayaan terhadap Hila. Ketiganya adalah B, T dan M. Meski identitasnya dikantongi, polisi belum menangkap para palaku.
Sampai pada Kamis (21/9/2017), polisi akhirnya menangkap empat pelaku. Mereka adalah BV, MS, HK dan TB. Kapolresta Bogor Kota, Kombes Ulung Sampurna mengatakan, pelaku ditangkap dibeberapa lokasi berbeda. BV dibekuk di Jogja, MS ditangkap di Bandung, sementara HK dan TB diciduk di Bogor.
Dari hasil pemeriksaan, BV merupakan aktor yang berdual dengan Hila. Kemudian MS merupakan wasit. Sementara HK dan TB orang yang mencari tempat duel.