KRICOM - Tiga provinsi di Pulau Jawa, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur akan menyelenggarakan pesta demokrasi dalam Pilkada Serentak 2018.
Sebagai populasi dengan penduduk terpadat di Indonesia, pihak yang menang Pilkada di tanah Jawa diprediksi bakal merajai suara nasional pada Pemilu legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Namun, Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira tak sependapat dengan opini tersebut. Bagi dia, hasil dalam suatu Pilkada, tidak selalu berjalan lurus dengan hasil di Pileg dan Pilpres.
"Hasil Pilkada tidak selalu paralel dengan Pilpres dan Pileg. Saya kira akan terjadi banyak hal baru yang boleh jadi sulit ditebak," kata Andreas saat diskusi bertajuk 'Berebut Kuasa di Tanah Jawa' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2018).
Pasalnya, Andreas menilai karakter pemilih ketika memilih pilihannya di ajang Pilkada tentu berbeda dengan ajang Pileg dan Pilpres.
"Siapa yang menguasai Jawa akan menguasai Indonesia jawaban saya belum tentu. Karakter daripada Pilkada dan Pilpres itu berbeda," jelasnya.
Meski begitu, Andreas tak menampik bila perebutan kuasa di tanah Jawa sebagai hal yang seksi. Sebab, Jawa merupakan dengan populasi terpadat dan bisa menjadi representasi suara di tanah air
Karenanya, dia menyebut kemenangan di tanah Jawa bakal menjadi motivasi bagi pihaknya jelang tahun politik di 2019.
"Meski begitu kemenangan di Jawa memberikan motivasi kepercayaan diri untuk pentas nasional," pungkasnya.