KRICOM - Aksi persekusi yang dilakukan oleh sejumlah oknum anggota sebuah ormasi di Denpasar, Bali, mengundang reaksi keras dari berbagai pihak, salah satunya adala PP Muhammadiyah.
Sekretaris PP Muhammadiyah, Pedri Kasman menilai persekusi yang dialami Ustaz Abdul Somad di Bali merupakan tragedi paling memalukan yang pernah dialami Indonesia selaku negeri Pancasila.
"Ini adalah tragedi paling memalukan di negeri Pancasila ini. Rusaknya komitmen toleransi. Runtuhnya kesadaran ber-Bhinneka Tunggal Ika," kata Pedri saat dihubungi Kricom, di Jakarta, Minggu (10/12/2017).
Pedri mempertajam apa sebenarnya maksud dari persekusi yang dilakukan oknum ormas Bali tersebut sehingga melakukan pengepungan di tempat bermalamnya sang Ustaz yang juga diketahui hendak memberikan ceramah.
"Bagaimana bisa ustaz mau ceramah dihalang-halangi?" tanyanya.
Selain itu, Pedri menyayangkan respon lamban dari aparat yang berwenang. Pasalnya, disebut Pedri, ketidaktegasan aparat dalam menangani hal sejenis ini justru akan membuat oknum sejenis semakin giat menebar teror.
"Sayangnya aparat tidak tegas terhadap para perusak kerukunan itu. Mereka adalah penebar teror dalam kehidupan berbangsa. Semestinya aparat menindak tegas," ujarnya.
Sebab, katanya, jika gaya-gaya premanisme seperti yang terjadi di Bali terus dibiarkan maka keberlangsungan Bhinneka Tunggal Ika akan terancam.
"Jika gaya-gaya premanisme ini terus dibiarkan maka kebhinekaan kita akan terancam. Karenanya siapapun mereka harus ditindak," ungkapnya.
Oleh karena itu, lanjut Pedri, meskipun dasar dari insiden ini dikatakan atas nama NKRI. Namun secara tidak sadar mereka justru merobek NKRI sendiri sehingga aparat harusnya menindak dan menyadarkan perbuatan mereka.
"Mereka mendengungkan NKRI Harga Mati. Tapi sebenarnya mereka sedang merobek-robek NKRI itu," tuturnya.