KRICOM - Jajaran kepolisian masih melakukan pendalaman kasus pembunuhan seorang arsitek bernama Feri Firman yang dibunuh tersangka Acep Mulyadi pada 10 Desember 2017 silam. Dalam waktu dekat, polisi akan kembali melakukan olah TKP.
Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Nico Afinta mengatakan, olah TKP itu dibutuhkan guna menyingkronkan hasil Berita Acara Perkara (BAP) pelaku dengan fakta di TKP.
"Hal ini kaitannya dari keterangan yang diberikan oleh tersangka kepada kami. Karena ada kejanggalan di TKP tempat ditemukannya si korban dengan keterangan di BAP yang disampaikan kemarin," papar Kombes Nico di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (9/1/2018).
"Ya, satunya mengenai TKP penemuan mayat itu ada di tempat tidur, kemudian ada bercak darah di atas lantai, bercak darah yang ada di sofa, dan di tempat tidur. Hal itu menunjukkan korban tak meninggal di tempat sehingga itu perlu kami dalami," tambahnya.
Selain itu, polisi akan mendalami alasan pelaku Acep yang mengaku membunuh hanya karena marah tak diberi uang dengan nilai Rp 100 ribu.
"AM marah karena ucapan korban saat tak memberikan uang. Kemudian tentang penjelasan tersangka ketika mengajak ibunya agar datang ke rumah saat korban enggak ada di rumah. Baru diajak, marahnya kok sampai segitunya. Kemudian uang yang diminta itu tidak besar," jelasnya.
Tidak hanya itu, pihak kepolisian juga akan berkoordinasi dengan saksi ahli kriminolog guna mengetahui sebesar apa emosi mempengaruhi orang untuk melakukan tindak kejahatan.
"Apakah seseorang punya keinginan membunuh itu harus marah sekali. Seperti akibat harga diri, masalah terancam nyawanya, kemudian putus asa. Putus asa ini ada jenisnya, terancam ada jenisnya, dan harga diri ada jenisnya. Ini masih kami dalami. Semua akan kami dapatkan," tutupnya.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, korban dan pelaku sudah mengenal baik. Diketahui, pelaku kerap datang ke rumah korban karena sudah menjadi langganan untuk memijat korban.