KRICOM - AM (20) pelaku pembunuhan arsitek Feri Firman Hadi mengaku menyesal dan kerap dihantui rasa bersalah usai melakukan perbuatan kejinya.
Plh Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Stefanus dalam konferensi pers mengatakan bahwa AM sempat menemui seorang ustaz di kawasan Bogor untuk menenangkan diri.
"Yang pasti habis melakukan pembunuhan dia pulang ke Bogor, terus di rumah itu dia naik ke atas gunung, ketemu dengan ustaz M itu," ujar AKBP Stefanus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (7/1/2018).
Sekedar informasi bahwa AM ditangkap di perkebunan di Sukajaya, Kabupaten Bogor pada Sabtu (6/1/2018) tanpa melakukan perlawanan. AKBP Stefanus mengatakan, setelah membunuh korban, AM merasa dihantui perasaan bersalah dan bertemu Ustad M untuk bercerita.
"Dia terbayang-bayang, ingin tenang akhirnya dia cerita (ke ustaz). Versi tersangka, (ustaz menyarankannya) untuk berdoa dan rajin salat," lanjut Stefanus.
Di hadapan wartawan AM pun buka suara. Dirinya mengaku menyesali perbuatannya itu dan dihinggapi perasaan kurang tenang dan menderita.
"Saya nyesel banget, setiap malam kepikiran terus, tidur enggak tenang. Ngelihat keluarga menderita gara-gara saya," kata AM.
Menurutnya sebelum ke Ustaz M dirinya sempat menceritakan pergi ke rumah sang nenek dan AM disarankan untuk pergi ke Bogor untuk menemui ustaz.
"Kemudian saya ke rumah nenek (di Bogor), ada yang kasih tahu ke ustaz Maman yaitu guru spiritual dengan (cara) ngaji begitu. Kalau ibu tahunya saya berkelahi aja," tambah AM.
Seperti diketahui pada Rabu (3/1/2018) warga sekitar Pancoran Mas, Depok digegerkan dengan penemuan mayat Feri yang tergeletak di rumahnya dalam keadaan membusuk.
Setelah diselidiki, Feri telah meninggal sejak Senin (11/1/2018) dan pembunuhnya tidak adalah pemijat terakhir beliau yaitu AM (20) yang ditangkap polisi pada Sabtu (6/1/2018) di Perkebunan Kampung Bojong, Desa Sukamulih, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.