KRICOM - Bekas Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto (BW) berharap kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior Novel Baswedan sudah ada titik terang. Dia berharap agar kasus Novel terungkap sebelum Hari Antikorupsi pada 9 Desember 2017 mendatang.
"Mudah-mudahan sudah ada titik jelas di 9 Desember di hari antikorupsi. Jadi di titik itu kami ingin mendorong terus menerus," ujar BW saat menyatroni Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2017).
Bambang pun menyinggung makna Sumpah Pemuda yang baru diperingati pada 28 Oktober lalu. Bukan tanpa alasan, menurutnya 60 persen skuat KPK diisi oleh generasi muda.
"Kamu tahu enggak kemarin baru 28 Oktober (sumpah pemuda) dan 10 November (hari pahlawan) engga ada dalam sejarah pergerakan indonesia itu tanpa kehebatan anak muda. KPK itu 60 persennya isinya anak-anak muda dan tidak ada kemenangan yang gilang gemilang tanpa sacrifice (pengorbanan)," papar BW.
Selain itu, alasan BW mendesak kasus Novel diungkap secepatnya lantaran tahun 2018 mendatang sudah memasuki tahun politik. Di mana konsentrasi besar akan terkuras menuju pesta demokrasi lima tahunan.
"Nah, kalau sampai tahun ini upaya pemberantasan korupsi tak menunjukan titik terang, maka itu artinya seluruh upaya politik di 2019 bisa malah meligitimasi," kata BW.
Lebih lanjut, dia meminta seluruh pihak yang akan berlaga di pertarungan politik untuk menempatkan prioritas pemberantasan korupsi.
Apalagi, sudah puluhan penyelenggara negara yang akhirnya malah 'pindah kantor' ke Gedung KPK lantaran terbukti melakukan praktek jahat korupsi.
"Kita ini sudah 72 tahun merdeka. Nah upaya pemberantasan korupsi itu jadi salah satu pilar untuk menuntaskan janji pembukaan uud 1945, jadi bukan sekedar nuntasin kasus Novel aja," tandasnya.